posted : 05 Agustus 2009
title : Epilog
Aku sampai Seoul tengah malam. Yunjae sudah tertidur digendonganku. Memang sulit menjaga anak umur 3 tahun seorang diri.
"Tuan Jaejoong, sebelah sini." Ah itu pasti orang suruhan appa. Ia berjanji akan ada yang menjemputku sesampainya aku diSeoul. Dengan tas kecil yang kubawa, aku memasuki mobil itu. Aku mendudukan Yunjae dipangkuanku. Mataku menyusuri lampu-lampu kota Seoul malam hari. Mataku benar-benar tak dapat lepas dari pemandangan diluar jendela. Membuatku terhanyut dalam ingatan masa lalu. [b]FLASHBACK[/B] Jae pov Ini hari ke 3 Yunho dirumah sakit. Ini juga hari ke 3 sejak hari itu. Hari dimana aku melihat tubuh Yunho bersimbah darah. Hari dimana yang aku benar-benar ingin mengakhiri hidupku secepatnya. Hari dimana aku benar-benar dikecewakan umma. Sejak hari itu Yunho tidak kunjung membuka matanya. Wajahnya pucat. Tubuhnya terbaring lemah. Aku benar-benar ingin meneriakinya agar segera bangun. "Jaejoong." panggil appa. Aku dapat merasakan tangannya dipunggungku. Aku pun tidak menjawab panggilan appa. "Jaejoong.. Bisakah kita berbicara sebentar?" ucap appa sekali lagi. Aku tidak melepaskan pandanganku dari Yunho. Tanganku menggenggam tangan Yunho. Airmataku jatuh untuk kesekian kalinya. Tubuhku terasa lemah. Bahkan aku beberapa kali terjatuh pingsan saat aku menunggui Yunho. "Jaejoong.. Appa ingin bicara.." ucap appa dengan nada yang lebih serius. Akupun menurutinya. Aku meninggalkan tempatku dan berjalan keluar kamar. "Ada apa appa? Apakah kalian sudah puas dengan membuat kami menderita huh?" ucapku dengan suara parau. Appa memeluk tubuhku dengan hangat. "Mianhae Jae.. Mianhae appa tidak bisa menahan ummamu.." Akupun melepaskan pelukan appa dengan cepat. Aku tak butuh pelukan dari orang yang menginginkan kami berpisah. "Jae.. Tampaknya kau harus mengetahuinya sekarang.." appa terdiam sebentar. "Kau bukanlah anak kandungku" Dengan cepat aku memalingkan wajahku. Apa maksudnya? Apa maksud dari kalimatnya? Kalau appa bukanlah appaku.. Lalu siapakah appaku? Pertanyaan ini berputar cepat diotakku. Apa ini salah satu ide umma. Apa ini hanyalah jebakan. End jae pov "apa maksud appa? Lalu siapa appaku?" "Aku adalah adik dari ayahmu. Ayahmu bernama Jaeyun Dia meninggal saat kau berumur 4 tahun. Dia bersama pacarnya, Junjoong mengidap penyakit aids." "Apa? Pacarnya? Junjoong? Maksud appa dia selingkuh dengan laki-laki?" Emosi Jaejoong melonjak saat mendengar Ummanya diselingkuhkan. Tapi ternyata Mr.Kim menggelengkan kepalanya. Membuat Jaejoong bertambah bingung. "Bukan appamu yang mengkhianati ummamu. Bukan salah appamu maupun Junjoong. Appamu dan Junjoong sudah berhubungan sejak mereka sekolah. Aku adalah satu-satunya yang mengetahui Jaeyun berpacaran dengan laki-laki. Namun suatu hari nenekmu menemukan rahasia ini. Ia pun dengan segera memisahkan mereka. Jaehyun ditunangkan dengan Eunha. Eunha adalah gadis yang baik. Ia pun mengerti dengan keadaan Jaeyun yang homo. Ia jugalah yang membiarkan Jaeyun dan Junjoong bersama walaupun ummamu sangat mencintainya. Tapi ternyata beberapa tahun kemudian ummamu mendengar kabar kalau Jaeyun sekarat. Lalu 1tahun setelah itu, aku menikahi Eunha atas paksaan nenekmu.. Karena itulah ummamu melarang hubungan kalian. Ia tidak ingin kehilangan anak satu-satunya dari Jaeyun." Jaejoong hanya dapat tertegun mendengarnya. Sekarang ia tau jelas alasan ummanya menentang hubungannya dengan Yunho. Rasa menyesal Jaejoong pun muncul. "Jaejoong~ah.. Kau tau.. Namamu diambil dari nama mereka berdua. Jaeyun dan Junjoong menjadi Jaejoong. Ummamu memberi nama ini karena ia ingin Junjoong menganggapmu sebagai anaknya." Jaejoongpun terdiam. Ia tak tau apa yang harus ia katakan lagi. Ummanya tak sejelek yang ia kira. "Jaejoong.. Pergilah.." "Mwo?" "Pergilah. Uruslah bisnis di Amerika. Appa akan mengurus masalah ummamu. Ini permintaan ummamu." "MWO?! aku tidak bisa meninggalkan Yunho. Umma bisa membunuh Yunho. Tidak tidak.. Aku tidak mau." tolak Jaejoong mentah-mentah. "Jae.. Kalau kau mau donor ginjal untuk Yunho, maka pergilah.. Yunho akan aman disini." Jaejoong menatap appanya tidak percaya. Tapi apa yang dikatakan Mr. kim benar. Yunho membutuhkan donor ginjal. Ginjalnya rusak akibat tertembak. "Jadi gimana Jae? Percayalah pada appa." [b]END OF FLASHBACK[/B] Mobil terhenti membuatku tersadar End jae pov Jaejoong melangkahkan kakinya keluar mobil yang tadi menjemputnya. Tangannya menggendong YunJae yang tertidur dibahunya. Mata Jaejoong menyusuri keadaan disekelilingnya. Matanya menatap rindu rumah itu. [i]I'm back..[/i] Bibir Jaejoong pun tertarik membuat sebuah senyuman. Ia melangkahkan kakiknya mendekati rumah. "Selamat datang tuan Jaejoong." sapa pelayan dirumahnya. "Appa, dimana?" "Tuan berada dikamarnya." Jaejoong menganggukan kepalanya tanda mengerti. [i]Besok saja aku menyapa appa dan umma.[/i] Dengan semangat Jaejoong menuju kamarnya. Ia tak lagi bisa menahan rasa rindunya kepada suaminya yang ia tinggal selama 5 tahun itu. Dengan perlahan ia membuka pintu. Matanya langsung menyusuri arah tempat tidur. [i]Kosong[/i] |