The-FAITH-That-Never-fade
ALWAYS KEEP THE FAITH




posted : 20 Juli 2009
title : Love is complicated 10
Part 10

Jaejoong POV

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu kamar rawatku terdengar. Tak lama, pintu itu pun terbuka.

“Yong Ri~ah....” ujarku tersenyum saat melihatnya di depan pintu .

“Jaejoong~ah, bagaimana kabarmu hari ini?” Yong Ri menghampiriku dengan membawa sekantung plastik jeruk dan menaruhnya di meja dekat tempat tidur.

“Baik. Terima kasih telah menjengukku...tapi kau tak perlu repot-repot membawakan buah-buahan ke sini....”

“Bagiku itu tak masalah, kau kan harus makan-makanan bervitamin.” Yong Ri tersenyum kecil. “Asal kau sembuh, aku akan melakukan apapun. Aku akan tetap berada di sisimu.”

Yong Ri....apakah kamu sudah melupakan Yunho?segitu mudahkah?

“Gomawo, Yong Ri...”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tak terasa sudah 3 jam Yong Ri bersamaku. Kami mengobrol bersama, dan Yong Ri nampak bahagia. Senyuman yang sudah lama tak terlihat dapat kulihat lagi. Ia dekat denganku...sangat dekat. Setelah sekian banyak masalah terjadi, aku tak pernah lagi menatapnya sedekat ini....

“Jaejoong~ah...”

“Ng? Ada apa?”

“Bagaimana kalau kita keluar menghirup udara segar? Apa kau tak bosan terus berada di sini?” ajak Yong Ri.

“Tentu saja. Suasana rumah sakit sungguh membuatku jenuh. Ayo kita keluar...” aku mengiyakan ajakan Yong Ri. Rasanya sudah lama aku tak berjalan bersamanya, berdua...

“Jae...sebenarnya ada yang ingin kusampaikan padamu...” ucap Yong Ri saat kami sudah keluar dan berjalan-jalan di taman rumah sakit.

“Sebenarnya....Yunho sudah pergi ke Amerika...”

Aku hanya terdiam. Aku tahu ia pergi ke Amerika...dan aku juga tahu ia memutuskan Yong Ri dan menyerahkannya untukku...

“...aku tahu. Sebelum ia pergi, ia menitipkan secarik surat untukku....”

“Benarkah...?” dapat kulihat wajah Yong Ri yang sedih. Aku tahu, sepeninggalan Yunho hatinya begitu hancur. Aku dapat melihat ekspresinya yang kecewa.

“Jaejoong~ah...ada satu permohonanku padamu...” Yong Ri menarik nafas. “Tolong...tolong kau mau segera dioperasi.”

“Mwo? Operasi?” aku terkejut mendengarnya.

“Jae...kesehatanmu sudah semakin parah. Kau tahu jika kau terus berdiam diri, apa yang akan terjadi padamu...aku takut jika suatu saat kau...” ucapan Yong Ri terhenti. Aku tahu apa yang ia hendak ucapkan. Bahwa mungkin saja aku akan meninggal...

“Yong Ri....” aku memegang tangan Yong Ri. “Mianhae, tapi aku tak bisa...aku tak ingin dioperasi. Penyakitku tak separah itu sampai-sampai aku harus dioperasi...aku tidak selemah itu.”

“Tapi setidaknya itu bisa membantumu kan?” desak Yong Ri.

“...tidak. Aku tidak akan mau dioperasi. Jika aku sampai dioperasi, ummaku bisa tahu keadaanku sekarang ini. Aku dengar dari Yoochun bahwa ia menanyakan keadaanku di Chungnam. Aku bingung apa yang harus kukatakan padanya. Untung saja Yoochun berbohong bahwa keadaanku baik-baik saja...”

“Jae...kenapa kau terus keras kepala? Apa kau tak berpikir dioperasi juga untuk kebaikanmu? Jika sampai terjadi sesuatu yang lebih buruk terjadi, apa kau tak kasihan pada ummamu?” suara Yong Ri meninggi.

Aku hanya terdiam mendengarnya. Aku tak ingin menambah kekecewaan Yong Ri.

“Mianhae, Yong Ri~ah...” hanya sepatah kata itu yang dapat kuucapkan padanya.

Yong Ri terdiam. Nampaknya ia tahu akan keputusanku ini.

“...ayo kita kembali...” aku berbalik badan, tetapi tiba-tiba Yong Ri menarik tanganku dan memelukku erat.

“Jae....kumohon....agar kau mau operasi...” suara Yong Ri bergetar. “Aku...aku tak mau...jika kau juga meninggalkanku....sama seperti Yunho...”

Aku termenung mendengarkan keluhannya.

Yong Ri~ah...jangan paksa aku terus menerus...aku semakin tak tahan jika melihatmu begitu memohon...aku tak tahan melihat kau terus sedih seperti itu....

Aku menarik tangan Yong Ri dan tersenyum padanya. “Jangan khawatir. Aku takkan pergi meninggalkanmu. Aku akan tetap berada di sisimu. Aku berjanji...” ujarku sambil mengacungkan jari kelingkingku padanya.

Yong Ri menatapku lurus dan mengeratkan jari kelingking tangan kanannya pada jariku.

Mianhae...Yong Ri~ah...

“Karena itu, tersenyumlah. Jangan tunjukkan wajah sedihmu lagi. Araso?” aku mengelus rambutnya. Rasanya ia bagaikan anak kecil yang begitu manis...

“Ne...Jaejoong~ah...” Yong Ri tersenyum manis padaku. Aku pun ikut tersenyum melihat senyumannnya yang begitu tulus.

“Kalau begitu kita kembali, yuk.” Aku menggandeng tangan Yong Ri, dan kami pun berjalan menuju ke gedung rumah sakit.

Yong ri~ah.... Mianhae... telah membuatmu khawatir... alasanku hanyalah karena dirimu... aku begitu mencintaimu... tapi aku tak bisa... karena kau adalah adikku....mianhae...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear my Joongie....

Jaejoong...
Cepatlah sembuh. Aku mengharapkan kesembuhanmu dengan sangat. Aku ingin berbagi banyak cerita saat kau sudah sembuh. Tapi rasanya itu tidak mungkin.

Aku akan pergi ke Amerika. Ini sudah keputusanku saat aku sampai di Chungnam. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan padamu, yang pastinya aku akan ke sana dan tak tahu kapan kembali ke Korea.

Jae...
Mianhae ...
Aku tahu aku sering berlaku egois dan mau menang sendiri. Aku tahu aku tidak pernah rela menyerahkan Yong Ri padamu. Tapi sekarang aku rela. Aku serahkan Yong Ri padamu. Jagalah dia, menggantikan aku. Aku tahu bahwa kau pasti akan menolaknya, tetapi ini permohonan terakhirku padamu.

Jaejoong~ah...
Jangan pernah kalah atas penyakitmu ini. Karena kau adalah orang terkuat yang pernah ada. Yang pernah kukenal. Aku tak ingin kau menyiksa dirimu terus menerus.

Jika suatu saat kau sembuh, aku punya satu permohonan.
Menikahlah dengannya.
Bahagiakan Yong Ri untuk selamanya.
Kau tidak usah mempedulikanku. Aku justru senang kau bersamanya.

Jae...yang Yong Ri cintai adalah kau.
Karenanya, jangan pernah menolak untuk bersamanya. Kaulah yang dapat membuat Yong Ri bahagia. Bukan aku.

Mungkin sampai sini dulu suratku. Selamat tinggal, Jae...

Nb: mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu ^^... aku sangat menantikan saat melihat anak kalian..

-Yunho-

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suasana ruangan itu begitu hening. Lampu-lampu tak ada yang menyala. Kedua mataku terbuka. Aku bangun dan melihat Yoochun yang tertidur pulas di sampingnya.

“Yoochun~ah...” Yoochun terbangun dan mengusap matanya.

“Hyung...ada apa? Kau perlu sesuatu?”

“Tidak, bukan itu. Pulanglah ke rumah. Seminggu ini kau terus menemaniku. Kau pasti lelah.”

“Aku tidak lelah kok, hyung...hyung lah yang harus istirahat. Kesehatan buruk begitu malah menyuruhku pulang.” Aku tersenyum mendengarnya.

“Aku benar tidak apa-apa. Pulanglah besok pagi. Sekarang sudah larut malam. Ya?”

Yoochun hanya mengangguk dan kembali terlelap di sampingku.

Yoochun~ah...gomawo. Kau salah satu temanku yang paling setia...Maafkan aku, Yoochun~ah...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author POV

“Jae...kemana Yoochun-sshi?” hari itu, Sung Young menjenguk Jaejoong. Yong Ri telah menyampaikan bahwa ia juga akan datang.

“Ia sudah pulang dari pagi. Aku menyuruhnya untuk lekas pulang karena ia sudah berhari-hari menemaniku di sini. Ia butuh istirahat yang cukup...”

“Lalu, kau sudah tak apa-apa kan?”

“Ya, aku tak apa-apa. Terima kasih telah menjengukku, Sung Young~ah...” ujar Jaejoong.

“Katanya sebentar lagi Yong Ri-sshi akan datang?” tanya Sung Young menatapku.

“Ya. Dia bilang akan datang sebentar lagi. Mungkin ia sudah sampai...”

TOK TOK

Jaejoong belum menyelesaikan perkataannya, ketukan pintu terdengar dari luar.

“Apa kabar, Yong Ri-sshi?” Sung Young menyambut Yong Ri yang membuka pintu kamar.

“Ah, baik. Terima kasih telah menjaga Jaejoong Sung Young-sshi.” ujar Yong Ri ramah.

“Tidak apa-apa. Ia adalah tetanggaku. Sebagai teman, aku harus membantunya, kan?”

“Ah...jadi kalian tetanggaan? Wah...bagaimana Jaejoong saat dia di Chungnam? Apakah ia mengganggumu?”

“Yong Ri! Aku bukan orang seperti itu... tentu aku tidak akan menggangunya..” aku memotong pembicaraan mereka.

Selama beberapa saat, mereka tertawa bersama. Suasana menyenangkan bersama Yong Ri memang membuatku senang. Aku merindukan kebersamaan bersamanya....

Tetapi yang aku heran, kenapa aku tak ingat kapan Yong Ri meneleponku? Aku hanya ingat ia akan datang ke sini...dan aku tak ingat apa yang Yoochun katakan padaku tadi pagi sebelum ia pulang...ada apa ini?

“Kalau begitu, aku pamit Jaejoong, Yong Ri. Aku ada janji dengan temanku. Sampai jumpa. Jaejoong, jaga kesehatanmu.” Sung Young berpamitan. Setelah ia keluar, Jaejoong memandang Yong Ri sambil tersenyum.

“Yong Ri~ah...kau tak apa-apa menjengukku tiap hari?”

“Aku malah senang datang ke sini tiap hari.” Ujar Yong Ri tersenyum.

Jaejoong pun tersenyum memandangnya.

“Mengapa kau melakukan ini semua, Yong Ri~ah?”

“Karena aku mencintaimu.”

DEG

Jaejoong terdiam, dan menatapnya dalam-dalam. Ia tak tahu apa yang harus diucapkan, tetapi hatinya begitu...

“Apapun akan kulakukan untukmu. Meski aku lelah ataupun jatuh sakit, aku akan tetap bersamamu...menemanimu...” ujar Yong ri sambil memegang wajah Jaejoong.

Yong Ri~ah...tolong jangan berkata seperti itu... tolong jangan berlaku manis denganku...

“Aku tak peduli akan kesehatanmu saat ini. Aku hanya ingin kau cepat sembuh....dan kita bisa berjalan bersama lagi...” tatap Yong Ri lekat.

Tanpa pikir panjang, Jaejoong menarik tubuh mungil itu dan memeluknya erat.

“Yong Ri~ah...gomawo....mianhae...”

Yong Ri hanya dapat mempererat pelukan Jaejoong.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jaejoong POV
Yong Ri~ah...mengapa kau begitu mencintaiku?

Aku menatap Yong Ri tertidur pulas di samping tempat tidurku. Sama seperti Yoochun yang menungguiku...mereka sama...

Mengapa semuanya begitu mengharapkan kesembuhanku? Mengapa semuanya rela menemaniku setiap hari?

Aku menghela nafas panjang. Mianhae, Yong Ri~ah...Yoochun~ah...
Aku akan menuruti kehendak kalian. Aku...memutuskan untuk mau dioperasi secepatnya...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hyung, kau serius?!”

Aku mengangguk mantap. Keputusanku ini pasti.

“Ya, aku mau dioperasi.”

“Jae...benarkah itu?” Yong Ri terharu mendengar pengakuanku.

“Aku mau dioperasi. Aku tak mau terus menderita karena penyakit ini. Aku sudah lelah.”

“Ini kabar bagus! Terima kasih, hyung!” Yoochun memelukku seketika. Aku tersenyum dan memeluknya pula.

“Kalau begitu, bisa secepatnya aku dioperasi?”

“Bisa...tapi kata dokter, tak bisa dioperasi di sini. Karena peralatan di sini masih belum canggih...”

“Lalu, aku harus dioperasi di mana?”

“Katanya, kita lebih baik pergi ke Amerika karena di sana pengobatannya lebih besar kemungkinannya berhasil.”

TBC