The-FAITH-That-Never-fade
ALWAYS KEEP THE FAITH




posted : 24 Juli 2009
title : Baby, it's you 12
CHAPTER 12

“Yunnie… kau hampir saja membahayakan hubungan kita… anniyo.. membahayakan nyawamu..”

“apa yang aku lakukan boo? Aku tidak berbuat apa-apa..” ucap Yunho yang sedang membantu Jaejoong mengemasi barang.

“ini..” Jaejoong menunjukan tanda merah dilehernya.” Karena ini kau membahayakan nyawamu!!”

Jaejoong melihat wajah Yunho dari kaca. Bukanlah wajah serius yang terpampang diwajah Yunho melainkan sebuah wajah tersenyum.

“YA! JUNG YUNHO! Nyawamu hampirdalam bahaya.. Kenapa kau malah tertawa seperti itu!” ujar Jaejoong kesal.

Jaejoong masih sibuk menutupi kissmarknya dengan rambutnya. Namun bagaimanapun ia berusaha menutupinya, kissmark itu tak kunjung tertutupi.

“Ya! Kau ini membuat kissmark ditempat yang sulit ditutupi…” gerutu Jaejoong.

Mendengar jaejoong yang terus terusan mengrutu Yunho akhirnya memutuskan untuk membantu Jaejoong dengan ‘masalahnya’. Ia merengkuh pinggang Jaejoong dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya menyentuh kissmak yang ia tinggalkan. Dengan gerakan cepat Yunho mencium kissmark itu. Lalu ia menaruh daguny di pundak Jaejoong dengan wajah tersenyum.

“Jae~ah.. lihat.. Kau sudah begitu tampan.. berhentilah berkaca.. tanda ini tak usah repot-repot kau sembunyikan..”

“bagaimana kalau orang lain melihatnya? aku malu.. pasti mereka mikir yang tidak-tidak..”

“Biar saja..” jawab Yunho dengan entengnya.

“Iya kau bisa berkata seperti itu.. kalau aku..”

“Biarlah Jae.. itu jadi tanda cintaku untukmu..”

Jawaban Yunho dibalas dengan pukulan kecil yang Jaejoong berikan.

“Wae? Kenapa aku dipukul?”

“Karena kau sangat gombal. Juga karena kau telah membuat ini”

“wae? Jadi kau tidak menyukai tanda cinta yang kuberikan kepadamu? Aigo.. sejak kapan Jae kau tidak menyukainnya?” ujar Yunho dengan senyum menggoda.

“ah bukan begitu.. Aku suka kok..” ujar Jaejoong dengan wajah sedikit memerah.

“Jadi tak keberatankan kalau aku membuat 1 lagi untukmu?”

Belum sempat Jaejoong menjawab, bibir Yunho sudah mulai menciumi leher Jaejoong.

“ah.. Yun.. Jangan.. Ini rumah sakit.. ah..”

“Lalu memangnya kenapa kalau ini rumah sakit? Huh?” jawab Yunho di sela-sela ciumannya.

“Ini.. ahhh.. jangan gigit!! Aduhh.. ahh… Yun.. stop it… ahhh.. ini tempat umum.. nanti.. ahh.. kalau ada orang masuk gimana.. ahh..”

Yunho terus memperbanyak Kissmarknya di leher Jaejoong.

“Jae~ah.. Ottoke?”

“apa yang bagaimana? Aahh.. Yun… lepaskan bibirmu.. ahh.. geli.. ah..”

“bagaimana aku dapat melepaskanmu? Tubuhmu sangat nyaman.. dan juga menggoda..” ujar Yunho.

Tangan Yunho sudah mulai menjelajah kedalam kaus jaejoong.

“YA! JUNG YUNHO!! Pervert!!” ujar Jaejoong yang akhirnya berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan Yunho.

Namun Yunho tidak membiarkan begitu saja. Ia menarik Jaejoong kembali dalam pelukannya dan membalikan tubuh Jaejoong.

“Boo.. Saranghaeyo..” Ujar Yunho yang menatap lembut ke mata Jaejoong.

“baby.. Nado saranghae..”

Yunho mencium bibir Jaejoong dengan lembut. Jaejoongpun membalasnya dengan lembut. Ciuman itu tak terwarnai dengan nafsu belaka. Tidak dari Yunho maupun Jaejoong.

“Boo..” panggil Yunho sambil menyudahi ciumannya.

“Ne”

“aku tidak perduli sama apa yang akan terjadi apabila kita terus bersama. Aku akan mengorbankan segalanya Jae.. asal aku bisa berada disampingmu selamanya.. aku ga peduli dengan ancaman ummamu.. aku ga peduli dengan orang-orang yang menentang kita.. aku akan memperjuangkannya hingga tak akhir hayatku.. aku ingin kau berjuang bersamaku..”

Jaejoong menatap lembut wajah kekasihnya itu lalu memeluknya erat.

“Tidak Yunnie… aku tidak bisa.. aku tidak bisa melihatmu mengorbankan segalanya demi diriku.. aku ga ingin melihat umma membunuhmu dan keluargamu.. keluargamu sudah seperti keluargaku sendiri.. bagaimana bisa aku mempertaruhkan nyawa mereka? Aku ga bisa yun…”

Air mata Jaejoong kembali keluar dari pelupuk matanya. Jaejoong tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya apabila ummanya membunuh Yunho beserta keluarganya.

“Jae~ah.. aku lebih baik mati daripada hidup tanpa dirimu..” ucap Yunho dengan suara bergetar.

Yunho sudah kehabisan akal agar Jaejoong mau kembali dalam pelukannya dan memperjuangkan bersama-sama.

“Tidak Yun.. kau tak boleh berkata seperti itu…”

Jaejoong mengeratkan pelukannya seakan-akan tidak ada hari esok.

“aku tidak bisa hidup tanpamu Jae.. kau adalah jantungku.. bagaimana bisa aku hidup tanpa Jantungku? Huh? Katakan Jae… Bagaimana seorang manusia dapat hidup tanpa jantung?”

Jaejoong tidak menjawab apa-apa. Yunho dapat merasakan bahunya melembab.

“jae… Uljima…” ucap Yunho sambil melepaskan pelukannya. Kedua tangan Yunho menghapus airmata Jaejoong.

“jae~ah.. aku ga peduli sama apa yang orang katakan.. aku tidak pernah memperdulikannya.. siapapun yang membenciku aku tetap akan mencintaimu.. aku tau.. cinta kita adalah cinta yang terlarang.. tapi aku ga bisa menyerah pada nasib.. aku tidak bisa melepaskanmu.. I don't need anyone else, it's only you” ucap Yunho lembut.
“Yun…”

Yunho meletakan jarinya didepan mulut Jaejoong.

“Jae~ah.. yang dapat membuat Jantung ini berdebar-debar.. itu kamu.. yang dapat membuat darahku terus berpacu cepat.. itu kamu.. yang dapat membuatku terus tersenyum.. itu kamu.. yang membuatku tidak bisa tidur.. itu kamu.. yang mengajarkan apa itu cinta.. itu kamu.. yang mengajariku untuk menghargai hidup.. itu kamu.. Yang membuatku menjadi bodoh saat jatuh cinta.. itu kamu.. kau tahukan aku tidak mempercayai adanya cinta sebelum ini.. tapi kau mengajarkan segalanya untukku.. baby, it’s you.. I love you with all my heart…”

Jaejoong melihat Yunho dengan wajah yang berlinangan air mata. Sedangkan Yunho mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.

“Jaejoong~ah..” panggil Yunho.

Yunho membuka sebuah kotak kecil berwarna biru tua. Jaejoong melihat sepasang cincin didalamnya. Sepasang cincin yang begitu ia kenali. Sepasang cincin yang membuat hidupnya berwarna.

“jae~ah.. aku mau berada disampingmu selamanya.. aku mau menjagamu selamanya.. aku bersedia memberikan seluruh hati ku untuk mu.. aku bersedia untuk sehidup semati dengan mu… Would you marry me?”

Dengan cepat Jaejoong menganggukan kepalanya..

“I do.. Yunnie…”

**************


Apakah kalau aku hamil akan membuat pertunangan ini dibatalkan? Tapi.. apakah changmin masih mau menerima ku? Bukankah ia sudah benci padaku..

“Hye Jin~ah..”

Junsu berulang kali mengibaskan tangannya didepan wajah HyeJin sambil berulang kali memanggil nama Hye Jin berulang kali.

“ah.. Ne Junsu.. ah.. Mianhae.. aku melamun lagi… Chongmal mian..”

“Tidak apa-apa HyeJin…tapi apa yang sedang kau pikirkan?”

Sepeninggalan Mrs. Kim Junsu dan HyeJin langsung menyingkir dari kamar Jaejoong. Mereka tau bahwa sepasang kekasih itu harus ditinggal apabila mereka tidak menginginkan melihat yang bersifat pribadi.

“ahh.. itu.. Junsu… bolehkah aku bertanya?”

“boleh.. mau nanya apa?” jawab Junsu sambil memainkan sedotan yang berada digelasnya itu.

“emm… apa menurutmu pertunanganku dengan Jaejoong bisa dibatalkan?” Tanya HyeJin ragu-ragu.

“eemmm… bisa saja.. namun itu bukan hal yang dengan mudahnya terjadi..”

HyeJin senang karena bukan hanya dirinya saja yang dapat melihat bahwa pertunangannya dapat dibatalkan.

“umm.. Junsu.. bagaimana kalau aku hamil… emm.. maksudku kalau aku hamil anak orang lain.. bukan anak Jaejoong.. bagaimana? Apa umma mu akan membatalkannya?”

Junsu membalakan matanya tidak percaya. Junsu tidak mengerti darimana datangnya ide kotor seperti itu.

“Andwe!!”

“Waeyo?”

“Umma mungkin akan membatalkannya tapi bisa saja umma akan mencari siapa laki-laki yang menghamilimu.. kalau tidak begitu pasti umma akan menyuruhmu menggugurkan kandunganmu… andwe!!! Aku tidak bisa membiarkan seseorang menggugurkan kandungannya..”

“Jadi tidak mungkin ya dengan cara seperti itu..”

Junsu melihat perubahan pada wajah HyeJin. Junsu merasa kasihan kepada jaejoong dan HyeJin.

“eemmm.. aku sebetulnya punya suatu rencana.. tapi aku butuh bantuanmu juga..”

Wajah HyeJin berubah menjadi ceria.

“Tapi rencana ini pasti baru bisa dilakukan setelah kau dengan Hyung bertunangan..”

“Bertunangan? Apakah tak bisa dilakukan sebelumnya? Aku akan membantumu!! Apa saja yang harus aku lakukan aku bersedia”

Junsu menggelengkan kepalanya.

“tidak bisa.. karena pertunangan kalian akan dilakukan 2 hari lagi.. jadi pasti rencanaku hanya dapat dilakukan setelahnya.. apakah kau masih mau membantuku?”

**************


TBC