posted : 26 Mei 2009
title : Love is complicated 9
PART 9!!!
Yunho Pov Apakah aku bisa melepaskan Yong Ri? Akankah aku bisa baik-baik saja? Apa aku bisa? Pertanyaan itu terus memenuhi pikiranku. Di satu pihak, aku sangat ingin membantu Jaejoong untuk sembuh dari penyakitnya. Namun di lain pihak aku juga sangat mencintai Yong Ri. Sangat mencintainya. Apa yang harus kulakukan? “Apa aku harus melupakanmu Yong Ri~ah?” ucapku sambil menatap wajah Yong Ri yang sedang tertidur di pelukanku. Rasanya aku sangat ingin menghentikan waktu. Aku tidak ingin waktu berjalan. Aku ingin dia. Aku sungguh menginginkan orang yang sangat kucintai tidak pernah pergi dariku...selamanya... Flashback Drrtt....drrt....drrt... Aku tersadar dari lamunanku. Ya, lamunanku tentang apa yang terjadi barusan. Aku melihat nama Yong Ri di layar ponselku. Yong Ri? Buat apa ia meneleponku? “Yong Ri~ah?” ucapku sebisa mungkin. “Yunnie...aku ada di Chungnam.” Aku dapat merasakan kesedihan dari suara Yong Ri. “Ah...kau sekarang ada di mana? Biar aku menjemputmu.” “Ani...kamu nggak perlu menjemputku. Beritahu hotel dan nomor kamarmu saja. Nanti aku akan datang ke sana...” “...kamu serius?” “Ya.” “Ya sudah. Syena hotel nomor 134.” (lagi2 ngasal mode on) “...aku akan ke sana...” KLIK Yong Ri~ah...aku sangat merindukanmu. Bagaimana aku bisa meninggalkanmu? Setengah jam kemudian... TOK TOK TOK Aku langsung membuka pintu. Aku tahu, itu pasti Yong Ri. “Yong Ri~ah...” ucapku begitu membuka pintu kamar. Tetapi hatiku bertambah sakit melihat Yong Ri yang datang dengan seluruh pakaian basah, dan mata yang sembab. Aku yakin ia berjalan kaki dari rumah sakit. Bodoh! Betapa bodohnya aku tidak menyadari bahwa di luar sedang hujan. Walau Yong Ri berusaha untuk menutupi wajahnya, namun aku tetap dapat melihat jelas bibirnya yang bergetar sakit. Dengan cepat aku menariknya ke dalam kamarku. “Yong Ri~ah. Kenapa kau tidak memintaku menjemputmu saja? Kalau saja...aku sadar bahwa di luar sedang hujan. Mianhae...” ucapku sambil memeluk tubuh Yong Ri yang terasa dingin. Ia tetap tidak mengeluarkan sepatah katapun kepadaku. Tetapi tak lama kemudian, aku merasa tubuh Yong Ri bergetar dalam pelukanku. Tangisannya pun pecah. Aku mengerti apa yang ia rasakan. Aku tahu...aku tahu itu. Aku semakin merapatkan pelukanku. Aku membiarkannya menangis hingga puas. Setelah tangisannya mereda, aku menyuruhnya untuk segera mandi. Kukatakan bahwa ia terlihat sangat berantakan. Aku pun menyiapkan air hangat untuknya mandi. Tepat saat air panas sudah siap, Yong Ri memanggilku pelan. “Yunnie...” “Apa boo? Airnya sudah siap.” “Bajuku...basah semua...” “Makanya, kalau hujan telepon aku. Jadinya bajumu tidak basah begini. Kamu ini memang bandel.” Ucapku mencoba mencairkan suasana dingin ini. Aku melihat Yong Ri tersenyum kecil. “Araso...kamu pakai bajuku saja. Sekarang kamu mandi sana. Bersihkan dirimu dulu.” Yong Ri pun mengangguk pelan dan masuk ke dalam kamar mandi. Aku memilih baju yang kukira dapat ia pakai. Aku memilih baju lengan panjang putihku untuknya, dan menyerahkannya. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi mengenakan baju yang kuberikan padanya. Ia terlihat begitu kecil dengan baju tersebut. “Boo...kemari. Aku sudah memesan susu coklat hangat untukmu dan makan malam. Makanlah...” Yong Ri pun duduk di depanku dan meminum susu hangat itu. Aku menunggu hingga ia selesai makan. “Boo...aku tahu kenapa kau datang ke sini.” Yong Ri pun menatap mataku lurus. “Aku tahu kamu pasti mendengar tentang Jaejoong di rumah sakit...maaf aku telah berbohong...” “Yunnie...aku...” “Boo, aku...aku rasa...” aku terdiam sejenak. “...hubungan kita harus sampai di sini saja...” Aku mengatakan kalimat tersebut dengan perjuangan penuh. Hatiku benar-benar sakit saat mengatakannya, sangat sakit. “Yu...Yun...Yunnie...ba...” “Aku sudah memutuskan hal ini. Aku...aku baru sadar kalau aku...mencintai Chae Ra. Lebih dari yang aku sadari.” Aku dapat melihat wajah Yong Ri yang terkejut. Maaf, Yong Ri~ah...maaf. Aku harus melakukan itu. Biar kalian bisa berbahagia. Biar kamu dapat kembali ke sisi Jaejoong. Biar kamu bisa hidup bersamanya. Aku tahu bahwa akulah satu-satunya yang menghalangi hubungan mereka. Aku tahu selama ini aku terus egois. Aku tahu bahwa penyebab utamanya...adalah diriku sendiri. “Yunnie...kamu...kamu ingin menolakku juga?” tanya Yong Ri dengan suara bergetar. Aku tidak berani melihat matanya. “Yong Ri~ah...tolong. Buat Jaejoong bahagia. Jangan pernah tinggalkan ia lagi. Temanilah dia. Dan tolong buat Jaejoong agar ia mau dioperasi, ya?” ucapku memohon. “Tapi aku...” “Masalah orangtua kita biar aku yang akan menjelaskan. Sekarang tidurlah...aku akan tidur di sofa. Selamat malam...” Ucapku buru-buru dan pergi ke arah sofa. Aku tak tahan jika harus terus berhadapan dengannya. Hatiku terasa sakit jika harus menatap matanya lebih dalam. “Yong Ri.” Aku berhenti melangkah. “Aku pikir, hanya kaulah yang mampu membahagiakan Jaejoong. Ia...lebih membutuhkanmu daripada aku.” Tak lama kemudian aku cepat-cepat mematikan lampu. Tetapi, aku merasakan air mata yang dari tadi kutahan mengalir membasahi pipiku. Author Pov “Yunnie...Yunnie....jangan...tolong...jangan...jangan tinggalkan aku...” Yunho pun bangun dari tempatnya sangat mendengar igauan Yong Ri. Yunho melihat Yong Ri dengan tatapan lembut. “Yong Ri~ah...mianhae...” saat Yunho menyentuh kulit Yong Ri yang panas, ia pun panik. Ia tidak mengira Yong Ri demam. Yunho pun dengan secepat mungkin mencoba mencari obat di luar. Beberapa menit kemudian, ia pun kembali dan membangunkan Yong Ri. “Yong Ri~ah...minumlah obat ini..” ujar Yunho lembut. Yong Ri pun terbangun. Ia menatap Yunho yang dengan lembut menatap matanya. Ia pun dengan pasrah menerima obat tersebut. Ia bingung mengapa Yunho malah mempedulikannya. “Sudah. Istirahatlah. Bila ada apa-apa, panggil aku saja.” Ucap Yunho lembut. “Yunnie...” panggil Yong Ri saat Yunho berjalan ke arah sofa. “Temani aku tidur...di sini...aku takut...” Yunho pun terdiam, dan kemudian ia mendekat. Beberapa menit kemudian, ia tertidur pulas menemani Yong Ri di sampingnya. End Flashback Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Yunho sudah siap dengan barang-barangnya. Ia sudah memutuskan untuk pergi dari Chungnam, secepatnya sebelum ia berubah pikiran. Yunho sudah mengurus semuanya agar Yong Ri bisa tinggal lebih lama di Chungnam. Yunho menatap Yong Ri yang sedang tertidur pulas di hadapannya. Ia tahu bahwa inilah saat-saat terakhir di mana ia bisa menatap Yong Ri lebih lama dari biasanya. “Yong Ri~ah... saranghaeyo...” ucap Yunho membelai rambut Yong Ri. Entah mengapa air mata Yunho mengalir lagi. Air mata untuk terakhir kalinya. “..berbahagialah...” Setelah puas menatap Yong Ri, Ia pun mengusap air matanya. Yunho pun bergegas pergi meninggalkan Yong Ri yang tertidur. Ia pun menuju rumah sakit tempat Jaejoong dirawat. Sesampainya di sana, ia dapat melihat Jaejoong sedang terbaring lemah dan di sebelahnya terdapat Yoochun yang menunggunya dengan setia. Keadaan Jaejoong semakin memburuk setelah Jaejoong bertemu dengan Yong Ri. Dokter mengatakan bahwa secepatnya Jaejoong harus dioperasi. Yunho pun diberitahu Yoochun mengenai hal ini. Hal inilah yang menguatkan Yunho untuk menyerahkan Yong Ri pada Jaejoong. Yunho pun datang dan hanya menaruh secarik surat untuk Jaejoong. Karena, setelah ini ia akan pergi ke Amerika. Tempat yang tidak membuatnya teringat akan Yong Ri. ******************************** 3 hari kemudian keadaan Jaejoong membaik. Yong Ri pun selalu menemani Jaejoong selama 3 hari ini. “Yong Ri~ah. Pulanglah. Istirahat.” Ujar Jaejoong yang melihat Yong Ri tertidur di sebelahnya. “Eh...Jaejoong...kau sudah bangun? Ingin minum?” Jaejoong menggelenggkan kepalanya. “Aku tidak ingin apa-apa. Kau, pulanglah. Sudah 3 hari ini kau belum pulang. Istirahatlah...” “Tapi aku...” Jaejoong segera memotong ucapan Yong Ri. “Tidak, kalau kau tidak istirahat, aku takkan membiarkanmu berada di sini lagi.” Yong Ri hanya dapat terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa. Ia sangat ingin menemani Jaejoong. “Lagipula ada Yoochun di sini, kan? Jadi kau bisa tenang.” “Baiklah. Besok aku akan ke sini lagi.” Jaejoong pun tersenyum pada Yong Ri. “Kau baik-baiklah di sini. Aku pulang dulu ya...” Yong Ri pun berpamitan. “Yoochun~ah...” panggil Jaejoong setelah melihat Yong Ri keluar. Yoochun pun mendekat. “Hyung. Kenapa kau akhirnya membatalkan niatmu untuk berpura-pura lupa?” “Wae? Berpura-pura lupa? Kapan aku berbuat itu?” “3 hari yang lalu. Kau tak ingat?” tanya Yoochun khawatir. Jaejoong menggelenggkan kepalanya. Hal ini membuat Yoochun bertambah cemas. “Lalu hyung ingat tidak, Yunho hyung pernah kemari?” “Yunho kemari? Kapan?” Yoochun hanya dapat terdiam di tempatnya. Ia takut bahwa penyakit Jaejoong semakin parah dalam waktu dekat. Flashback “Penyakit ini akan menyerang memori Jaejoong-sshi. Awalnya, mungkin ia hanya lupa dengan apa yang telah terjadi akhir-akhir ini. Tetapi bila tidak segera diobati, ia akan lupa segalanya, hingga lupa dengan namanya sendiri.” FLASHBACK END TBC |