posted : 20 Mei 2009
title : Love is complicated 6
Love is complicated
part 6 “Yoochun, tolong jangan katakan pada siapapun” ujar Jae kepada Yoochun. “Bagaimana mungkin hyung...ini masalah yang sangat berat. Aku harus memberitahukan kepada ibumu” “Jangan...aku tak mau membuat umma sedih. Tolong Yoochun~ah...kabulkan permintaanku” “Hah, terserah kau saja hyung” ujar Yoochun pasrah. Tok...Tok...Tok... Jaejoong dan Yoochun pun membalikkan tubuh mereka, dan dapat dilihat Yunho telah berdiri di depan pintu. “Hyung...sejak kapan kau ada di situ?” tanya Yoochun gagap. “Ah, baru saja. Kenapa?” tanya Yunho. “Ah...nggak....nothing. Ok hyung, aku akan meninggalkan kalian berdua agar lebih leluasa” ucap Yoochun sambil meninggalkan kedua hyungnya itu. Sepeninggalan Yoochun, malah membuat Jaejoong dan Yunho semakin terdiam. Rasa canggung dirasakan oleh kedua orang itu. Tidak satu dari mereka yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Hingga akhirnya Yunho menyerah. “Jae...aish, kenapa suasanya kayak gini sih” ucap Yunho gugup. “Mian” ucap Jaejoong tanpa membiarkan Yunho mengucapkan suatu kalimat lagi. “Maaf karena aku sudah memacari Yong Ri. Tapi sungguh, aku tak tahu ia pacarmu...” “Jaejoong...” “Sungguh, aku minta maaf kepadamu. Aku berjanji aku tak akan pernah menemuinya lagi. Aku berjanji aku tak akan pernah mengganggu kalian berdua lagi...sungguh!” “Ya!!! Kenapa kau berkata seakan-akan kau akan menghilang dari kehidupanku?! Menyebalkan!” gerutu Yunho. “Hah?” Jaejoong kaget akan reaksi Yunho yang berbeda dari dugaannya. “Jaejoong...kita sudah dari kapan sih berteman?” “Hah?! Ehm...sejak 7 tahun yang lalu” “Lalu, setelah 7 tahun berteman denganku, sekarang kau mau meninggalkanku, ha?” “Hah?!! Ani, aku cuma...” “Jae. Dengarkan aku dulu. Aku telah memikirkannya, semuanya. Jae...aku mengerti bahwa semua ini bukan salahmu ataupun Yong Ri” ujar Yunho perlahan. Wajah penyesalan terlihat di wajah Yunho. “Ini semua adalah kesalahanku. Mungkin memang benar bila Yong Ri lari kepelukanmu waktu itu” Jaejoong melihat ke arah Yunho dengan tampang bingung. “Aku tahu, Jae. Pasti kau bingung. Jae, kau tahu kan Kim Chae Ra? Teman kampusku. Yang sering aku ceritakan itu” “Ya...aku ingat. Kau pernah mengenalkannya padaku. Ah, wanita itu cantik sekali, kan?” ujar Jaejoong bercanda yang langsung dipukul Yunho. “Ya! Kenapa kau memukulku lagi? Aku kan sedang sakit! Belum sembuh...kau malah memukulku” ucap Jaejoong sambil tertawa. “Dengarkan aku dulu! Aku...aku pernah mengkhianati Yong Ri 1 tahun yang lalu. Aku selingkuh dengan Chae Ra....” “Mwo? Selingkuh dengan Chae Ra?” ucap Jaejoong terkejut. “Ya. Aku selingkuh dengannya” ucap Yunho sambil menundukkan kepalanya. “Saat itu aku telah sering bersama dengan Chae Ra, dan aku pun mulai tak memperhatikan Yong Ri lagi” “Apakah Chae Ra tahu bahwa kamu adalah pacar Yong Ri?” tanya Jaejoong. “.....” Yunho hanya mengganguk pelan. Jaejoong pun semakin terkejut oleh jawaban Yunho. Tak pernah ia mengira bahwa sahabatnya akan berselingkuh dengan wanita lain. “Mwo? Sudah tahu?” “Ya. Chae Ra itu adalah kakak sepupu Yong Ri. Dia yang mengenalkanku dengan Yong Ri” “Mwo?? Kakak sepupu? Bagaimana bisa kakak sepupu mengkhianati saudaranya sendiri?” ucap Jaejoong kesal. Yunho hanya terdiam mendengar perkataan Jaejoong barusan. Ia merasa sangat bersalah bila mengingat kejadian itu lagi. “Yunho. Apakah Yong Ri tahu bahwa kau dengan Chae Ra...” Jaejoong pun bertanya. “Iya. Dia tahu semua. Dia memergoki kami saat sedang berciuman di rumah Chae Ra. Waktu itu, Yong Ri datang untuk mengajak Chae Ra pergi saat aku membatalkan janji dengannya” ujar Yunho. Jaejoong tak dapat berkata apa-apa. Jaejoong tak dapat membayangkan bagaimana reaksi Yong Ri saat melihat pacarnya bercumbu degan saudaranya sendiri. “Karena kejadian itu, aku memutuskan hubunganku dengan Chae Ra...” Mereka terdiam selama beberapa saat. “Beberapa bulan setelah kejadian itu, hubunganku dengannya belum membaik. Ia....tak mau bertemu denganku. Semua telepon dariku ditolaknya. Saat aku datang ke kampusnya, ia cepat-cepat pergi ketika berpapasan denganku. Hubunganku dengannya saat itu tidak jelas. Tak ada kata putus terucap dari bibirnya. Hingga akhirnya ia sendiri yang meminta bertemu denganku. Aku mengira bahwa ia akan memutuskanku. Tetapi ternyata ia mengatakan bahwa ia ingin melupakan semua yang sudah lalu. Walau ia berkata seperti itu, tapi hubunganku dengannya tak membaik seperti dulu. Aku mengerti, kalau ia malah lari kepelukanmu sesudah perlakuanku padanya. Bodohnya aku...” ujar Yunho panjang lebar sambil tersenyum ke arah Jaejoong. “Tapi...aku tak pernah mengira ia akan menduakan aku denganmu. Mungkin ini yang dirasakan Yong Ri saat menemukanku berciuman dengan saudaranya sendiri” jelas Yunho. Setelah beberapa saat saling berdiam diri, Yunho akhirnya memutuskan untuk pergi. “Jae...aku pulang dulu, ya. Kau tak apa-apa kan jika kutinggal?” “Tidak apa. Aku bisa minta Yoochun menemaniku” “Ok, lain kali akan kubawakan buku-buku untuk kau baca agar tidak bosan. Kamu masih suka baca, kan?” Jaejoong menganggukkan kepalanya. “Baiklah, kalau begitu keperluanku sudah selesai...” “Yunho~ah! Aku tak akan mengganggu hubungan kalian berdua lagi” kata Jaejoong saat Yunho akan beranjak pergi. “Jae...bila Yong Ri lebih memilihmu...” Yunho terdiam sesaat. “Aku rela melepaskannya untukmu. Bye, Jae” ucap Yunho yang segera meninggalkan ruangan. “Yunho~ah...aku tak mau membuat Yong Ri terluka lagi” desis Jaejoong. Jaejong segera merapikan barang-barangnya. “Iya, aku akan tinggal di sana...aku ingin merasakan nyamannya hidup di Chungnam lagi” kata Jaejoong sambil terus membereskan barang-barangnya. ****** “Lalu rumah ini bagaimana?” “Rumah?” tanya Jaejoong. “Um....aku juga belum tahu apa yang akan kulakukan dengan rumah ini” “Jae hyung...tinggalah di sini. Di sini ada aku yang bisa mengontrolmu, kan?” “Ya! Memangnya aku ini anak kecil?” “Jaejoong hyung...tolong pikirkan baik-baik.bagaimana dengan Yunho hyung? Kau tega meninggalkan kami semua?” “Huh, kau itu, dasar...ya sudah, kau ikut saja bersamaku ke Chungnam!” ujar Jaejoong dengan tampang lucunya. “Lalu BAGAIMANA DENGAN CAFEKU?!” “Tinggalin aja” “Memangnya aku itu kamu, yang tinggal nyabut duit di pohon?” Melihat Yoochun begitu sebal, Jaejoong malah tertawa geli. “Ya! Malah tertawa lagi” “Mian...habisnya lucu sekali mengerjai kamu...Hahaha” ucap Jaejoong yang masih tertawa geli. “Yoochun~ah...aku tak bermaksud meninggalkanmu. Cuma...kayaknya lebih baik aku meninggalkan Seoul. Meninggalkan Yunho dan Yong Ri, meninggalkan pekerjaanku, meninggalkan segalanya...agar nanti pada saatnya aku benar-benar pergi, aku tak sulit meninggalkannya. Aku ingi melihat Yong Ri dan Yunho bahagia. Aku ingin melihat wajah Yunho yang bercerita tentang hubungannya dengan senang dan ceria...” “Hyung, kau tak boleh seperti itu. Kau harus optimis hyung! Pasti bisa hyung, pasti...” “Sstt....sudahlah Chunie. Kita jangan bahas itu lagi” ujar Jaejoong pada Yoochun. “Aku ingin menikmati dunia dulu sebelum aku mati...” “Hyung...” Yoochun melihat Jaejoong dengan tatapan sedih. Namun, Jaejoong membalas dengan senyuman manis seakan tak akan terjadi sesuatu. “Chunie, tolong...tentang ini, tolong jangan beritahu siapa-siapa...termasuk Yunho, Yong Ri dan ummaku. Araso? Ini jadi rahasia kita!” “Tapi hyung! Apakah umma mu juga tidak boleh tahu?” “Bila umma tahu, dia akan sangat khawatir. Aku tak ingin melihatnya khawatir” “Terserah kau sajalah” ujar Yoochun lemas. Ia tak mengerti jalan pikiran Jaejoong. Kalau ia adalah Jaejoong, ia akan menghabiskan waktunya dengan orang-orang yang ia cintai. Tapi Jaejoong malah memilih untuk menarik diri, jauh dari orang-orang yang ia sayang. Terutama jauh dari Yong Ri. Yoochun pov Hyung...seandainya aku dapat melakukan sesuatu untukmu, akan aku lakukan apa pun itu...walau kau menyuruhku untuk menculik Yong Ri dan membawanya kabur untukmu, akan aku lakukan. Tolong hyung, sebutkanlah permintaan dari dasar hatimu. Aku takut setelah aku tak dapat bertemu denganmu lagi hyung...tolong jangan mintaaku untuk berdiam diri...aku tak mau kehilangan sahabatku... End Yoochun pov “Hyung, maukah kau berjanji padaku?” “Apa?” “Jagalah kesehatanmu. Di sana kau tinggal sendiri. Jauh dari orang-orang terdekatmu. Bila kau merasa tidak enak badan tolong langsung pergi ke dokter. Dan juga hubungi aku. Aku khawatir dengan keadaanmu, hyung...” “Aish, Yoochun~ah! Kau berkata seperti aku akan meniggal saja, sih? Araso, araso! Lagipula sekarang aku baik-baik saja kok...jangan terlalu berlebihan mengkhawatirkanku” jawab Jaejoong. “Aish, sana pergi! Ada kau di sini membuatku tidak menyelesaikan pekerjaanku” ujar Jaejoong sambil mendorong Yoochun pergi keluar dari rumahnya. “Hyung, kau mau berjanji padaku kan?” “Ya. Aku berjanji padamu. Ayo sudah, sana pergi! Urusi cafemu...” Yoochun pun memutuskan pergi dari rumah Jaejoong. Jaejoong masuk sambil memegang kepalanya yang sejak awal terasa sakit. Tapi karena ia tak ingin membuat Yoochun khawatir, ia menahan rasa sakit itu mati-matian. “Ya Tuhan...mengapa kepalaku terasa sangat sakit?” ujar Jaejoong sambil memijat-mijat kepalanya dan berusaha berjalan ke arah kamarnya. Namun saat belum sampai di kamarnya, Jaejoong terkejut ada tetesan darah di lantai kamarnya. Ia langsung buru-buru ke kamar mandi dan segera mencuci hidungnya yang penuh darah. Tangannya bergetar saat membersihkan hidungya. Sesudah itu ia hanya dapat menatap pantulan dirinya di cermin. TBC |