posted : 20 Mei 2009
title : Love is complicated 2
Love is complicated
PART 2 “ Yong Ri~a” aku langsung memeluk tubuh mungil itu ketika ku melihatnya. Aku sangat merindukan hangat tubuhnya, tak bertemu 1 bulan serasa 1 tahun. “ Yong Ri, kamu kemana saja? Apa yang terjadi?” ia tetap terdiam dan hanya menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak apa-apa. “Boo, ceritakan apa yang terjadi padamu.aku siap mendengarkannya. Please boo.. jangan hanya diam saja seperti ini..” Yong ri menghela nafas. “ mainhae Jae... mian..” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Namun aku dapat melihat sejuta penyesalan terlukis diwajahnya. “Aku udah maafin kamu kok” “ Ara.. kamu pasti ga mungkin bisa memaafkanku Jae.. maaf Jae.. maaf...” ujar Yong Ri sambil terisak pelan. Aku yang melihatnya hanya mampu memeluknya dengan erat berharap pelukan ku dapat membuatnya berhenti menangis namun ternyata tangis Yong Ri malah semakin memecah hebat. Untung saat itu hanya ada 1 tamu laki – laki yang duduk membelakangi kami dan tampaknya tak tertarik dengan suara yang ditimbulkan Yong Ri. Aku menjadi bingung apa sih yang sebenarnya Yong Ri ributkan? Dia tahu bahwa aku selalu saja memaafkanya, apapun yang terjadi. Aku merasa tak tega melihat matanya yang penuh dengan penyesalan. “ Jae... maaf... tapi kita harus putus...” Deg.... Aku merasa waktu yang berada disekitarku berhenti berjalan. Aku dapat merasakan dengan jelas hatiku yang terasa seperti ditusuk oleh tombak seketika. Aku mencari cahaya kebohongan dari mata Yong Ri, tapi cahaya itu tak kunjung muncul. Mata Yong Ri yang telah memberikan jawaban atas semuanya. Tatapannya yang biasa penuh kehangatan sekarang menjadi tatapan yang memintaku mengerti dirinya. Tapi kenapa ini semua harus berakhir seperti ini? Apa biasanya aku tahu, aku bukanlah orang yang selalu ada saat ia membutuhkanku. Bahkan, dia lebih banyak mendengarkanku daripada mendengarkan dia bercerita. “Kenapa Yong Ri~a? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Aku tahu aku bukan pacar yang baik untukmu. Ak...” Yong Ri menutup mulutku dengan jari telunjuknya lalu menggelengkan kepalanya pelan. “Ini semua bukan karena kamu. Kamu adalah pacar yang baik, Jae. Aku senang punya pacar sepertimu” ucap Yong Ri menahan air matanya. “Aku akan bertunangan, Jae. Minggu depan aku akan bertunangan.” “Bertunangan? Dengan siapa? Kenapa? Kau dipaksa?” aku tak dapat menahan rasa penasaranku yang besar. Aku ingin tahu siapakah orang yang sudah mengambil Yong Ri ku. Apakah Yong Ri punya masalah sehingga ia harus bertunangan dengan lelaki itu? Namun hatiku langsung hancur saat aku mendengar jawaban Yong Ri. “Tidak, Jae...aku tidak dipaksa. Ini semua keputusanku. Aku mencintainya, Jae...mianhae...” Aku tak dapat lagi menahan air mataku.Dinding yang ku bangun runtuh dalam sekejap. Aku langsung menutup wajahku dengan kedua tanganku, berharap air mata ini dapat berhenti secepatnya. Aku tak berani melihat wajah Yong Ri. Aku terlalu takut tak dapat melepaskannya untuk lelaki itu. Aku tak mau Yong Ri ku bertunangan dengan orang lain. Hatiku bertambah sakit saat aku melihat mata Yong Ri yang begitu terluka. “Bolehkan aku tahu siapa tunanganmu?” “Ah...lebih baik kau tak usah menanyakannya...aku tak ingin melukaimu lebih dalam lagi” “Katakan siapa dia?!” aku sudah mulai tak dapat menahan emosiku. Dapat kulihat dengan jelas keraguan di mata Yong Ri. Aku dapat membaca mata itu. ‘Ia masih menginginkanku!’ Hatiku berseru, tapi itu tak mungkin. Ia sudah mengatakan dengan jelas bahwa ia mencintai calon tunangannya itu. Beberapa menit aku menatap matanya yang penuh keraguan untuk meyakinkan aku benar-benar ingin tahu siapa lelaki itu. Kemudia ia menghela nafas dan menyebutkan sebuah nama. “Yunho. Jung Yunho” “Tidak, itu tidak mungkin. Kau berbohong. Yunho sudah mempunyai pacar dan sebentar lagi ia....” aku tak sanggup melanjutkan ucapanku. Hatiku meringis saat menyadari bahwa Yong Ri adalah calon tunangan sahabatku sendiri. Orang yang paling aku percayai. Dia mengkhianatiku! “...akan bertunangan dengan pacarnya” sambung Yong Ri dengan berpura-pura tegar menyadarkanku dari lamunanku. Tidak...bukan Yunho yang mengkhianatiku, tapi aku yang mengkhianatinya. Kenapa aku bodoh sekali! Mengapa selama ini aku mengira bahwa kebetulan pacar kami sama-sama bernama Yong Ri... FLASHBACK “Yunho! Aku berhasil! Yong Ri telah menerimaku!” ujarku gembira setelah Yong Ri menerimaku sebagai pacarnya malam itu. “Ya! Kenapa pacarmu mempunyai nama yang sama sih...tapi selamat deh” ucap Yunho mengulurkan tangannya. “Sama? Wah, kita memang sehati ya! Hingga nama pacar kita sama” aku dan Yunho pun tertawa karena kebetulan yang sangat lucu ini. “Tapi, Jae...aku lagi bermasalah dengan Yong Ri ku” ujar Yunho. “Kenapa memangnya dengan Yong Ri mu?” “Entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini ia terlihat berbeda dari biasanya. Biasanya HP dia selalu dalam keadaan hidup dan selalu menerima teleponku dengan antusias. Tapi beberapa bulan ini aku jadi sulit menghubunginya. Memang sih aku juga sibuk, jadi dia lebih sering bersama teman-temannya. Sesekali ia merengek untuk memintaku menemaninya ke tempat favoritnya, tapi aku terlalu sibuk. Aku bingung Jae, dia kenapa...” “Ah, gampang saja! Sisihkan waktumu untuk Yong Ri mu....hati-hati kalau ditinggal terlalu lama nanti kau keduluan orang loh, hahaha!” godaku dan Yunho tersenyum geli mendengar nasehat dan godaanku. END OF FLASHBACK Tiba-tiba aku menyadari semuanya. Aku lah yang mengganggu mereka, aku lah yang membuat mereka renggang. Aku lah yang menyebabkan Yong Ri sulit dihubungi. Betapa bodohnya aku saat aku meyakinkan agar menerimaku saat ia berusaha menolakku. Emosiku bergelojak saat aku memikirkannya. ‘ARGHH’ teriakku dalam hati. “Go Jyo!” ucapku dengan nada dingin yang membuat Yong Ri tersentak takut. “Jae...” ucap Yong Ri takut. “Jangan panggil namaku!!! Cepat pergi!!!!!” nada bicaraku tiba-tiba meninggi. Bisa kulihat air mata Yong Ri sudah hampir jatuh kembali. “Mianhae, Jaejoong...Saranghaeyo....” ucap Yong Ri berbisik. Ia menahan mati-matian agar air mata itu tak jatuh. Aku dapat melihat kesedihan yang amat sangat saat ia berjalan meninggalkanku. Aku hanya dapat memberamkan wajahku ke telapak tanganku. Sedetik kemudian air mataku tak dapat terbendung lagi oleh rasa sakit ini....seiring dipasangkan sebuah lagu yang menggambarkan perasaanku.... Nunul tul suga obso guderul bonejul jashini obsoso dashi bol su obgeji irohge bonemyon jo muni yollimyon Hajiman nan hengboghessuni jamshirado bogchan naui salmi gudel horag hessuni Nega horaghalteni to idero shigani narul namgyodugo (namgyodugo) gudel deryo ganda hedo Chama haji mothan mal irohge aphado gunyang ne gyothe issojwo chamabolke tonado dwe just let it go (let it go) just let it go ( Yeah- Love is gone no no no no I don't have enough courage to open my eyes and let you go When that door open, if I send you away, we won't meet again But for a while I've been happy, so I should endure anything Since I allowed it Since I allow it, time will leave me (leave) and take you away There are words I can't keep inside, please just stay with me I'll try to endure it, so you can leave, Just let it go(let it go) Just let it go ) Di Luar Cafe... Begitu keluar cafe, air mata Yong Ri tak terbendung lagi. Ia tak dapat menahan hatinya lagi dan tubuh mungilnya yang tiba-tiba melemas akhirnya terduduk dipinggir jalan. Air matanya tak dapat terhenti. “Jaejoong...ma...af...kan..aku...ma..af...” Yong Ri menggumam di sela-sela isak tangisnya. Lalu ia melihat ke dalam cafe lagi di luar jendela dan melihat Jaejoong yang masih terduduk dengan wajah ditutupi dan bahu berguncang. Sedetik kemudian Jaejoong menyingkirkan semua barang yang ada di depannya sambil berteriak. Jaejoong beberapa kali memukul meja sebagai pelampiasan marahnya. Yong Ri yang melihat itu hanya dapat menangis lebih keras lagi. Diiringi dengan hujan yang mulai membasahi Yong Ri. Beberapa saat kemudian Yong Ri merasa ada seseorang yang memayunginya. Ia pun mengadahkan kepalanya ke atas. Begitu Yong Ri melihat wajah orang itu, ia langsung memeluk erat dan tangisannya pun pecah kembali. Orang itu hanya terdiam dan memeluk Yong Ri dengan satu tangan. “Ayo kita pulang” kata orang itu dengan penuh kesabaran... TBC |