posted : 20 Mei 2009
title : Love is complicated 1
Love is complicated
part 1 3 tahun yang lalu “Aish...” sambil menggaruk-garuk rambutku yang sebetulnya tidak gatal. “Kenapa sih pertanyaan ga ada yang lebih gampang....aish!!” “Itu jawabannya x²+√5 ” jawab orang di sampingnya. Akupun terkejut dan dengan langsung aku memalingkan muka ke arah suara itu berasal. Ketika kumelihatnya, aku tak percaya apakah di dunia atau di surga. Aku pun memejamkan mata sebentar untuk memastikan ini hanyalah mimpi, namun ini adalah kenyataan. “Kenapa? Bener ‘kan jawabannya?” tanyanya. “Eh...em...iya...” “Iya, duluan ya” “Eh...itu... nama kamu siapa?” Gadis itu mendengar panggilanku, namun ketika ia menyebutkan namanya, pintu kereta tertutup. Sehingga hanya terdengar 1 kata. Sejak saat itu, aku selalu menaiki kereta yang berangkat pada waktu yang sama dengan waktu bertemu dengannya. Berharap dapat bertemu dengannya lagi. Hari demi hari berlalu...tak seharipun aku mendapatkan informasi tentang dirinya. Entah mengapa, walaupun aku lelah mencari, hati ini selalu memberikan aku kekuatan. Di saat aku ingin melupakan wajahnya, malah otakku makin mengingat wajahnya hari itu. Hingga suatu sore aku bertemu dengannya lagi setelah beberapa tahun kemudian.. “maaf, bukunya jatuh nih”. Cewek itu pun membalikan badannya. “ah iya, terima kasih ya” ucap cewek itu sambil tersenyum. Aku hanya dapat terdiam hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya. “Em....kamu yang di kereta itu ‘kan?” “Ha? Ah iya. Betul. Kok masih ingat sih?” “Tentu, um...namaku Jaejoong” kataku sambil mengulurkan tangan. “Yong Ri, Kim Yong Ri” ucapnya manis. “Kamu mau ke mana? Boleh kubantu membawakan buku-bukumu?” kataku berharap Yong Ri memperbolehkanku. “Boleh kalau tidak merepotkanmu” aku pun langsung mengambil semua buku yang ia pegang. “Jadi buku-buku ini mau di bawa ke mana?” “Itu...aku ingin menyumbangkan bukuku ke panti asuhan dekat sini.” Lalu, kamipun berjalan bersama. Hari itu aku sangat senang karena akhirnya dapat bertemu Yong Ri. Kami banyak berbagi cerita. Aku mulai mengetahui kepribadian Yong Ri yang sangatlah hangat. Sekarang ia tinggal bersama orangtuanya dan seorang kakak perempuan. Ia baru saja pindah ke Seoul sejak 4 bulan yang lalu karena alasan tertentu, aku menghargainya dengan tidak menanyakan alasannya hingga akhirnya aku mengantarkannya pulang dan berjanji akan menemaninya berjalan-jalan esok sore. “Ah!” Aku berseru saat di jalan. Aku lupa kalau tadi itu rencananya ingin main ke rumah Yunho. Dengan cepat, aku mengecek HP ku dan benar saja Yunho sudah 15x menelepon dan 10x SMS. Isinya sama semua, menanyakan kapan aku datang. Dengan cepat, aku menaiki bis menuju rumah Yunho. Sudah 3 bulan aku dekat dengan Yong Ri. Terkadang pada hari Sabtu aku dan Yong Ri pergi jalan-jalan, juga sesekali pergi ke panti asuhan hanya untuk menghubur anak-anak yang ada di sana. Di sana kami bernyanyi bersama untuk menghibur anak panti asuhan. Namun Yong Ri selalu menolak bila aku mengajaknya pergi hari Minggu, Yong Ri adalah wanita impianku yang selama ini aku cari-cari. Ia sangat perhatian, lembut , dan sangatlah rendah hati. Di saat aku membutuhkan tempat curhat, ia selalu dapat menjadi pendengar yang baik. Dialah cinta pertamaku dan aku berharap dialah cinta terakhirku. Dan hari ini aku berencana untuk menyatakan perasaanku padanya. Kami sudah sepakat untuk ketemuan di Romance Cafe. Cafe itu adalah cafe favorit kami.Khusus hari ini aku sudah membuat beberapa rencana & atas izin pemilik cafe, aku boleh mendekor cafe itu seperti yang aku inginkan. Tentunya aku tidak bekerja sendiri, aku dibantu oleh Yunho, teman baikku. Namun ia tidak bisa lama-lama di sana karena ia punya janji dengan pacarnya. Yunho sangant mendukung sekali untuk menyatakan cintaku kepada Yong Ri. Pada pukul 7 malam, akhirnya Yong Ri muncul dengan anggunnya. Dia tetap terliaht begitu cantik dengan pakaian yang ia biasa pakai. Saat ia memasuki cafe, ia begitu terkejut dengan surprise yang aku buat, Aku segera memasang lagu My Little Princess dan bergegas mendekati Yong RI untuk menuntunnya ke tempat yang telah aku sediakan. “Ah...ada apa ini?” tanya Yon Ri saat melihatku dengan tampang malu. “Ini kusiapkan spesial untukmu. Ayo kita duduk.” “Jaejoong~a...ini begitu manis, aku tak pantas kau perlakukan seperti ini.” “Yong Ri~a, kau pantas untuk mendapatkan ini semua” kataku sambil memberi isyarat agar pelayan membawa hidangan kami. “Yong Ri~a, kau tahu tidak kalau lagu ini cocok ssekali seperti keadaanku sekarang?” “Ah, Jaejoong~a, kau...” “Ssstttt...ayo kita makan” disusul dengan anggukan kecil dari Yong RI. Beberapa menit kemudian... “Yong Ri~a, kau punya request untuk aku nyanyikan?” kataku sambil mendekati piano. “Uh...ga ada...apa aja yang mau kamu nyanyiin pasti terdengar enak.” Aku hanya tertawa mendengar ocehan kecil Yong Ri. Tanpa aba-aba aku langsung memainkan lagu Miduyo...sedangkan di sebelah sana Yong Ri terlihat sangat terharu dengan suaraku. “Gimana? baguskan?” ujarku saat aku selesai menyanyikannya. “Perfect!” “Yong Ri~a, aku mau kamu tahu perasaanku.” Yong Ri yang semula tersenyum langsung terdiam. “Sejak pertama kali kita bertemu, aku tahu aku langsung jatuh cinta padamu,,,sejak saat itu aku selalu naik kereta yang sama, berharap dapat bertemu dengan mu lagi...namun ternyata takdir berkata lain. Aku sangat senang kau masih mengingatku. Pada saat di jalan itu, otakku hanya dipenuhi oleh dirimu, Aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku harus tahu namamu saat bertemu selanjutnya.” “Jaejoong~a...ka...” aku langsung menutup bibirnya yang mungil dengan jariku. “Dengarkan dulu Yong RI” ujarku pelan. Aku sangat senang saat itu kau menerimaku dengan sikap yang baik. Yong Ri~a...aku cinta padamu...” kataku sambil menyodorkan ssebuket mawar merah yang sejak tadi kusembungkan. “Maukah kau menjadi milikku?” Yong Ri menerima mawarku, namun kecemasan muncul di matanya. “Jaejoong~a...apakah kau tahu aku bukan cewek yang pantas menjadi pasanganmu? kamu terlalu baik. Lagipula aku tak bisa berada orang yang sangat tampan sepertimu.” “Kau pantas Yong Ri” aku meyakinkan. “hanya kamu yang aku sayangi.” “Bagaimana bisa aku yang buruk rupa ini bersanding denganmu yang tampan.” “Yong Ri~a, apa yang kau khawatirkan hnbyalah ketakutanmu semata. Aku janji aku akan membuatmu bahagia.” Yong Ri hanya terdiam. Mencari kebenaran di mataku. “Yong Ri~a, kamu ga percaya aku?” tanyaku was-was. Saat-saat seperti inilahyang membuatku takut. “Jaejoong~a...kau yakin tidak salah pilih?” “Yakin!” Kulihat Yong Ri menghela nafas, seakan ia akan melakukan sesesuatu yang berat. “Baiklah, aku mau jadi pacarmu” kata Yong Ri sambil tersenyum manis. “Gomawo Yong Ri” aku pun langsung memeluknya. “aku akan mencintaimu selalu.” “Aku juga cinta kamu Jae” Yong Ri memeluk Jaejoong erat. 5 bulan kemudian... “Baby, udah lama nunggu ya?” kataku sambil mengecup pipi Yong Ri. “Ga kok. Aku juga baru datang. Lagian aku juga bawa buku” ujar Yong Ri sambil menunjukkan buku yang ia baca. “Mian” aku sengaja memasang muka memelas. “Iya my boo Jae. Aku udah maafin kamu. Udah ah, jangan masang muka kayak gitu lagi. Ntar makin banyak lagi yang musuhin aku, hehehe...” “Yong Ri~ mau 1000 wanita mengejarku, hatiku hanya milikmu seorang.” Yong Ri menjitak kepalaku. “mwo...aku beneran” “Iya-iya aku percaya” kata Yong Ri sambil menarik aku keluar dari cafe. “Jae, kita ke situ yuk” ujarnya sambil menunjuk toko permen lollipop. Aku hanya mengikuti keinginannya. Namun sesampainya di depan toko tersebut malah tiba-tiba Yong Ri mengajak aku pergi dari toko itu secepatnya. Ya bagiku ini sudah tak aneh lagi. Sejak aku jadian dengan Yong Ri, Yong Ri terkadang melakukan hal aneh seperti tadi. Contohnya waktu itu Yong Ri mengajak makan di restoran pinggir pantai, tapi lagi-lagi Yong RI mengajak pulang sebelum kami sempat menyentuh makanannya. Kadang aku bingung akan sikap Yong Ri yang seperti itu. Kalau aku btertanya, dia hanya menjawab kalau hanya tiba-tiba malas saja. Selama 5 bulan ini aku juga belum ada waktu untuk mengenalkan Yong Ri dengan sahabatku Yunho. Ketika aku dengan Yong Ri ada waktu, Yunho dan pacarnya tidak bisa, selalu begitu. Aku juga dengar Yunho dan pacarnya akan bertunangan. Mungkin itu adalah waktu yang pas untuk mempertemukan Yunho dengan Yong Ri. 1 tahun kemudian... “Jae” panggil Yong Ri yang sedang memasak di dapur. “Ya, hun, ada apa?” aku datang dan langsung memeluk pinggul mungil Yong Ri. “Coba ini” kata Yong Ri sambil menyodorkan sup ke mulutku. “Um...enak kok hun” kataku yang lalu mengecup lehernya yang telanjang karena rambutnya diangkat. “Aku merasa kurang sesuatu. Apa ya?” ujar Yong Ri masih berpikir. Aku pun langsung memutarkan badang Yong Ri agar menatapku. “udah enak kok. Ga ada yang kurang, pas” kataku meyakinkannya sembari tanganku mematikan kompor. “Bener?” tanya Yong Ri manja. “Beneran. Masa aku bohong” ujarku sambil tersenyum yang lalu dibalas oleh senyuman manis Yong Ri. Aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah Yong Ri. Tampaknya Yong Ri tahu apa maksudku dan ia memejamkan mata. Dalam beberapa detik saja bibirku sudah menyapu lembut bibir Yong Ri. Entah mengapa, walaupun aku dengan Yong Ri sudah sering melakukannya, namun rasanya tetap tidak berubah. Nafasku mulai memburu. Dengan segera aku menyapu leher Yong Ri. Tiba-tiab aku merasa ada yang memanggil namaku dengan lantang. Lantas aku melepaskan ciumanku dan melihat ke arah suara itu berasal. “JAEJOONG!!” “YA!! Yunho, kenapa kau berteriak begitu? membuatku kaget saja” tanyaku bingung yang masih memeluk tubuh Yong Ri. Dengan cepat Yong Ri melepaskan diri dari pelukanku. “Kau!” ujar Yunho sambil menahan marah dan langsung meninggalkan rumahku. Aku yang masih bingung hanya dapat terdiam. Kenapa dia tiba-tiba marah-marah dan seperti itu? Aneh sekali. Saat aku menoleh ke tempat Yong Ri berdiri yang kutemukan hanyalah celemek yang ia pakai. “Yong Ri...Yong Ri...” Ku memanggil-manggil namanya namun tak ada sahutan. Lalu aku mencari di seluruh rumah namun aku tak menemukannya. Dengan cepat aku menghubunginya lewat HP. Tut....Tut....Tut... Hi, aku Yong Ri si... “Ah, masuk mailbox lagi.” Kucoba telepon lagi namun tetap tak diangkat. Hingga akhirnya aku memutuskan meninggalkan pesan di mailboxnya. “baby, kau di mana? Kok pergi ga bilang-bilang? Kalo udah denger pesanku telepon aku ya. Maaf tadi kelakuan temanku membuatmu kaget. Telepon aku ya baby.” Aku menunggu sambil menonton TV. Sekarang sudah 1 jam setelah Yong Ri pulang. Kenapa ya, dia nggak telepon-telepon. Yong Ri~a kamu di mana? Aku pun mencoba menghubunginya lagi. Namun, yang kutemukan sekarang adalah handphone Yong Ri yang mati. “Yong Ri~a kamu ke mana sih?” ujarku sambil berjalan-jalan di dalam rumah. “Apa aku ke rumahmu aja ya. Ya betul! Pasti kamu di rumah.” Aku langsung mengambil kunci mobilku dan langsung menuju ke rumah Yong Ri. Ketika aku bertanya Yong Ri ada di rumah atau tidak kepada orang rumahnya, mereka mengatakan Yong Ri belum pulang dari tadi siang.”Yong Ri~a kamu ke mana sih?” hatiku tidak bisa tenang sebelum menemukannya. “Yong Ri~a sebetulnya kamu kenapa sih?” 1 minggu kemudian... Yong Ri~a akmu kenapa? Kamu ga pernah mengangkat teleponku lagi...apa salah aku? Yong Ri~a... Sudah 1 minggu ini tidak ada kabar dari Yong Ri. Setiap aku ke rumahnya, keluargamya janya bilang Yong Ri tidak ada di rumah. Yunho juga nggak bisa dihubungi. Sejak kedatangannya waktu itu ke rumahku. Di rumah Yunho... “Yun, ini bukan salah Jaejoong....ini salahku” ujar Yong Ri. “Yong Ri~a, kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Kita udah hampir tunangan! Tapi kenapa kamu ngelakuin ini? Apa keparat itu yang menggodamu, hah?” tanya Yunho putus asa. “Ini bukan salah Jaejoong. Ini salah aku. Aku mencintainya. Juga mencintaimu. Mian, Yunho.” Ucap Yong Ri di sela-sela isak tangisnya. “Tapi...kamu tahu gimana perasaank aku saat aku ngeliat calon tunananganku malah asyik bercumbu dengan sahabatku sendiri...sahabatku! kenapa kamu tega Yong Ri?” ucap Yunho dengan mata berkaca-kaca. “Mian, Yunho” “Arrrrrgggghhhh!!!” Yunho berteriak. Back to Jaejoong Sudah 1 bulan ini aku tidak dapa menghubungi Yong Ri. Setiap kali aku ke rumahnya, tetap saja jawaban orang rumahnya sama. Pernah beberapa kali aku menunggu di depan rumahnya. Namun tetap saja aku tak melihat keberadaannya sampai pada akhirnya aku putus asa dan pulang ke rumah. Sudah beribu-ribu kali aku coba menghubungi Yong Ri. Tapi sejak saat itu, HP nya ga pernah dalam keadaan hidup. Yong Ri~a, kamu k mana? Kenapa kau tiba-tiba menghilang begitu saja? Yong Ri~a aku kangen kamu. Kembalilah cepat Yong Ri.Hanya ada kata-kata yang ada itu dipikiranku sekarang. Aku putus asa. Hari-hariku berjalan sangat lama. Sepanjang hari, aku hanya dapat terdiam di kamarku. Yunho juga sudah beberapa kali menghubungiku namun aku sedang tak ingin berbicara dengannya. Yang aku inginkan hanaya mendengar suara Yong Ri. Beberapa saat kemudian aku mendengar suara HP ku berdering. Dengan malas kuraih HP ku. Tapi saat aku melihat siapa yang meneleponku, mukaku langsung ceria. “Yong Ri~a! Kamu ke mana saja sebulan ini?” ujarku penuh khawatir saat ku tahu Yong Ri meneleponku. “Jaejoong~a mian...kita bisa ketemu sekarang?” suara Yong Ri terdengar muram. “Yong Ri~a” ujarku pelan. “Kamu kenapa? Ada masalah?” Jaejoong~a...kutunggu kamu di Romance Cafe jam 7 malam. Mian” Klik...tut...tut....tut.... “Yong Ri~a...” ujarku lirih. Firasatku mengatakan bahwa sesuatu terjadi pada Yong Ri. Aku berharap ia tak kenapa-kenapa. TBC |