ALWAYS KEEP THE FAITH
ALWAYS KEEP THE FAITH
|
posted : 24 Juli 2009
title : Baby, it's you 10
CHAPTER 10
“Jae..” panggil Yunho. Jaejoong pun mengangkat kepalanya dan melihat kearah Yunho. Dengan perlahan Yunho mendekatkan dirinya ke Jaejooona. Tubuh Jaejoong tidak dapat bergerak. Jaejoong hanya dapat melihat Yunho mendekatinya. Detik kemudian Yunho menempelkan bibirnya kebibir mungil Jaejoong lalu menciumnya lembut. Tanpa sadar bibir Jaejoong bergerak membalas ciuman Yunho dengan tidak kalah lembutnya. Mereka berdua terhanyut dalam ciumannya. Namun lama kelamaan ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman panas. Bibir Yunho mulai menciumi leher Jaejoong sedangkan tangannya mulai menyelip didalam baju Jaejoong. Tubuh mereka menjadi panas. “uuuggghhh.. Yun... uugghh..” Desahan Jaejoong membuat tubuh Yunho betambah panas. Jaejoong mulai mengusap dada Yunho yang bidang. Beberapa kali Yunho membuat tanda kemerahan di leher Jaejoong. Jaejoong... kalau menemuinya lagi maka Yunho akan mati.. Suara umma Jaejoong yang terekam dalam ingatan Jaejoong menyadarkan Jaejoong. Ini.. harus dihentikan.. tidak boleh seperti ini.. “Yun... stop... uuugghhh... stop...” Namun Yunho tidak memperdulikan apa yang Jaejoong katakan. Yunho malah semakin dalam mencium bibir Jaejoong. “Yunnieee.... uuummpphh... Please..... Let me go... ummphh” ujar Jaejoong di sela-sela ciuman Yunho. Yunho memeluk tubuh Jaejoong semakin erat. Yunho memaksa untuk Jaejoong membuka mulutnya. “Yunniee... Please...” Semakin Yunho mendesaknya, semakin besar keinginan Jaejoong untuk lepas dari yunho. Yunnie.. please... jangan lakukan ini... aku takut ga bisa melepaskanmu... Yunho terus mencium jaejoong sampai akhirnya Jaejooong tidak memberontak lagi melainkan menangis. “Boo.. jangan menangis...” ucap Yunho lembut. Rasa bersalah merambat ke hati Yunho. “Please.. lepaskan aku..” ucap Jaejoong tak berdaya. Matanya sudah mengeluarkan air mata. Yunho pun mengikuti kemauan Jaejoong. Ia melepaskan Jaejoong dari pelukannya dengan tidak rela. “Yunho.. kumohon.. pergilah... jangan temui aku lagi.. “ “apa? Pergi? Aku tidak mau..” “Yunho.. kumohon.. pergilah.. lupakan semua masa lalu kita..” “Apa? Melupakan masa lalu kita? Itu tidak mungkin boo.. aku ga mungkin bisa menghapus perasaan ini.. aku ga mungkin bisa untuk berhenti mencintaimu.. boo.. aku akan lakukan apa saja yang kamu inginkan... tapi tolong jangan minta aku untuk meninggalkanmu... apalagi untuk melupakanmu boo...” ucap Yunho sambil menatap kedua mata Jaejoong sedih. Ia tak mengerti apa yang Jaejoong pikirkan. “Please... Yun..” Jaejoong menatap Kedua mata Yunho. Air matanya tak dapat terhenti. Ia begitu takut kalau saja ummanya tahu ia bertemu dengan Yunho lagi. Ia begitu takut ini menjadi pertemuan terakhirnya dalam hidupnya. Ia tak ingin hal itu terjadi. Ia tak ingin Yunho meninggal. Yunho menatap sedih wajah Jaejoong. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku tak bisa Jae.. aku tak bisa...” ucap Yunho. “Yunnie... please.. aku ga ingin membahayakan nyawamu.. aku ga ingin kehilanganmu Yunnie...” ujar Jaejoong di tengah isak tangisnya. Hati Yunho sakit melihat Jaejoong seperti ini. “Jae.. katakan apa maksudmu? Apa maksudmu membahayakan nyawaku? Siapa yang akan membunuhku?” Yunho memegang kedua bahu Jaejoong yang bergetar. “Umma... di.. dia akan mem.. bu.. nuhmu.. juga... keluargamu.. bi.. la.. bila aku masih berhubungan denganmu.. Mianhae yunnie...” ujar Jaejoong terbata-bata. Mata Yunho membalak mendengar ucapan Jaejoong. Perempuan itu ingin membunuhku? Juga keluarga ku? Apakah ini alasannya Jaejoong memutuskanku? “Jae.. katakan padaku... apakah karena hal ini kau memutuskanku?” Jaejoong tidak bisa menjawab. Ia hanya dapat menangis didalam pelukan Yunho. Laki-laki yang selalu dicintainya. “Jae... aku ga akan meninggalkanmu... walaupun taruhannya adalah nyawaku sendiri..” Yunho mengeratkan pelukannya. “jadi sekarang.. berhentilah menangis.. araso?” ucap Yunho sambil menghapus air mata Jaejoong. “ehem... Hyung.. ini rumah sakit.. tolong diingat..” ujar Junsu dari pintu kamar rawat Jaejoong. Mendengar hal itu wajah Jaejoong memerah seperti tomat dan Yunho hanya tersenyum melihat wajah Jaejoong. “ummm... Hyung.. bukannya aku ingin mengganggu kemesraan kalian.. tapi.. Yunho Hyung.. sebaiknya kau bersembunyi secepatnya.. Umma sedang menuju kesini.. Jae hyung maaf aku ga bisa membuat umma tidak mengetahui kau masuk rumah sakit.. Mian..” “MWO? UMMA?!! Yunho.. cepat pergi.. aku tak inggin umma melihatmu..” Ujar Jaejoong panik. “Tidak Jae.. aku akan menghadapi umma mu..” “Yunho oppa.. lebih baik kau bersembunyi.. Umma Jae lagi dalam keadaan yang tidak baik..” ujar Hye Jin yang tiba-tiba masuk. “Tapi...” “Yunnie.. ga ada tapi-tapian.. aku ga ingin kehilanganmu.. araso? Ayo cepat bersembunyi..” ucap Jaejoong meyakinkan. Sebelum mendorong Yunho kedalam Kamar mandi Jaejoong mencium Yunho dengan lembut. “aku akan baik-baik saja” Tanpa sempat Yunho menolak Jaejoong dan Junsu sudah memasukan Yunho kedalam kamar mandi. “Jaejoong..” panggil Mrs. Kim. “ah Ne umma..” ucap Jaejoong kaget. “kenapa kau berkeringat sayang?” tanya Mrs. Kim curiga. “ah keringat? i... itu.. karena..” Jaejoong bingung mencari jawaban yang tepat. “Jae Hyung tadi habis sakit perut dikamar mandi.. tadi malam dia makannya ga bener sih.. ya ga hyung” jawab Junsu tiba-tiba sambil pura-pura tertawa. “i.iya betul.. hehehe.. tadi malam aku makan jeruk basi.. hehehe” Jawab Jaejoong ngasal. (author beneran ngasal. Masa jeruk basi dimakan. Hahaha) “Jeruk basi?” “ah umma.. sudahlah.. Jae Hyung kau sudah makan?” Junsu mengganti topik pembicaraan. Jaejoong mengelap keringat yang ada di lehernya. “jaejoong.. itu tanda merah apa dilehermu?” Jantung Jaejoong berhenti berdetak seketika. TBC |