The-FAITH-That-Never-fade
ALWAYS KEEP THE FAITH




posted : 20 Mei 2009
title : Love is complicated 3
Love is complicated

Part 3


Tiba-tiba seseorang memegang bahuku yang bergetar tanpa membalikkan tubuhku. Aku tahu siapa laki-laki itu...

“Yoochun...maaf atas barang yang aku pecahkan...aku akan menggantinya,” ujarku tanpa mengubah posisiku. Yoochun menggelengkan kepala. “Tidak usah, hyung...tidak apa” kata Yoochun sambil mengelus punggungku dengan lembut tanda ia ikut prihatin oleh keadaanku. “Hyung, minumlah ini, teh hangat baik untukmu” aku pun meneguknya hingga habis.

“Yoochun~ah...apakah cafe ini tidak ada bir? Berikan aku 4 botol...”

“Jaejoong hyung...” lalu Yoochun meminta pelayan untuk membawa 4 botol bir.

“gomawo, Chunie” akupun langsung meneguk habis ke 4 botol tersebut dengan cepat. Ternyata bir memang membuat perasaanku enteng. “Yoochun~ah! Apa kau menyukaiku?!”

“Hyung, kau ngomong apa sih?”Yoochun menyadari bahwa omonganku sudah mulai ngelantur.

“Kau tidak menyukaiku ya...hahaha...Yoochun~ah, apa kau tahu aku baru saja diputusin oleh kekasihku, hah?”

“Ayo, hyung...kuantar kau ke rumah” ujar Yoochun sambil mengangkatku. Namun kulepaskan tangannya dengan kasar.

“Yoochun!! Lepaskan! Duduk!!” dengan perasaan takut akhirnya Yoochun kembali duduk. “ Aku hanya ingin menceritakan bodohnya aku saja, kok...”

Yoochun memandangiku yang tak karuan.

“Chunie...tahu tidak? Aku memacari calon tunangan sahabatku sendiri! Ha..ha...”

“Jae hyung...” ia hanya dapat melihatku dengan tatapan sedihnya.

“Betapa bodohnya aku saat aku menertawakan kebetulanku dengan Yunho memiliki nama pacar yang sama...” Yoochun hanya diam dan mendengar keluh kesahku.

“Tahu tidak, tadi aku sempat mengira Yunho mengkhianatiku. Tapi ternyata aku yang mengkhianatinya. Tragis sekali bukan. Tadinya aku ingin meminta Yong Ri untuk bersamaku saja. Lihat kan, betapa egoisnya aku. Haha....sudahlah kau tidak akan mengerti perasaanku. Aku pulang dulu ya...” ucapku sambil mencoba menjaga tubuhku agar tidak terjatuh. Namun tiba-tiba pandanganku gelap, dan BRUK...


Keesokan harinya...

Aku membuka matakudan aku mencium wangi makanan yang sangat lezat. Aku pun langsung dengan cepat berjalan ke arah dapur. “Yong Ri~ah..” sapaku lembut. Namun aku terkejut saat melihat seorang lelaki berdiri di depan kompor.

“Yoochun?” tanyaku langsung.

“Pagi, Jae. Minumlah ini. Mungkin akan menetralkan alkohol dalam tubuhmu. Maaf aku memakai dapurmu tanpa izin.”

“Ya, tak apa.” Kukira Yong Ri mengunjungiku. Tidak! Itu tidak mungkin Jaejoong. Kau lupa? Ia akan segera bertunangan!

“Hyung...aku pulang ya. Jangan lupa dimakan makanannya. Aku sudah memasakkannya untukmu walaupun tak seenak buatanmu.

“gomawo, Chunnie”

Setelah peninggalan Yoochun, ingatanku kembali di mana saat aku bertemu dengan Yong Ri. Aku dapat melihat jelas ingatan itu. Senyumannya, tawanya, wajah cemberutnya...namun sekarang aku sendiri di rumah ini. Yong Ri...aku kangen kamu...

1 hari sebelum pertunangan di dalam Pub
(author pov)
“Ya! Yoochun! Kenapa kau lama sekali? Aku sudah menunggumu satu jam lamanya...” ujar Jaejoong yang mulai mabuk.

“Maaf, hyung. Aku ada urusan sedikit.” Ujar Yoochun malas. “Kenapa kau jadi suka datang ke tempat ini, hah? Kenapa kau tak ke cafe saja? Kau bisa berbagi cerita denganku lebih sering, daripada datang ke tempat ini.”

“Yoochun, tempat ini adalah surga! Kalau pergi ke sini, aku bisa melupakan semua masalahku...hahaha! Itu sangat menyenangkan...”

“Hyung, ayo kita pulang.”

“Mwo? Pulang? Tidak! Aku belum ingin pulang. Aku masih ingin bersenang-senang dengan gadis-gadis di sini...”

Yoochun hanya dapat terdiam melihat kelakuan Jaejoong yang kembali seperti saat ayahnya meninggal.


(Yoochun pov)

Hyung...kenapa kau kembali seperti ini? Bukankah kau sudah berjanji hari itu adalah hari terakhir kau seperti ini...hyung, aku benci dirimu yang seperti itu. Kalau di rumah kau hanya diam. Makan pun juga harus aku paksa dulu. Hyung....lihat tubuhmu sekarang. Tubuhmu mengurus, Mukamu pucat...apakah kau harus menjadi seperti ini untuk mengobati luka hatimu? Hyung...tahukah kau, Junsu dan Changmin mengkhawatirkanmu. Hyung...tolong relakan Yong Ri untuk Yunho...Yong Ri telah memilihnya daripada memilihmu hyung. Hyung...tolonglah kembali menjadi hyungku yang ceria...

“Yoochun! Kau melamun apa sih? Ayo kita turun” ujar Jaejoong sambil menarik tanganku, namun malah aku yang menarik tangannya lagi.

“Tidak, hyung...kau sudah terlalu mabuk. Ayo kita pulang.”

Dapat kurasakan Jaejoong berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman tanganku. Tapi tidak kugubris dan terus menariknya keluar.

BUG! Tangan Jaejoong dapat lepas dari peganganku. Namun ternyata tangan Jaejoong tidak sengaja memukul seorang laki-laki yang sedang duduk di sebelah kami. Lelaki itu pun membalikkan badannya dan menatap Jaejoong dengan penuh kebencian.

“Yun...ho...” ucap Jaejoong terbata-bata.

Oh my God! Jaejoong hyung tak boleh bertemu dengan Yunho hyung dalam keadaan seperti ini! Terutama Jae hyung...ia akan bertambah hancur....

BUG!!

Aku pun tersadar dari pikiranku. Kulihat Yunho hyung sedang memukul wajah Jaejoong dengan sekuat tenaganya. Jaejoong pun terjatuh akibat pukulan tersebut.

“Yunho! Maaf aku tak senga...” Jaejoong hyung mencoba menjelaskan, namun...

BUK!!!

Tinjuan Yunho mendarat di pipi kiri Jaejoong.

“Kau tahu Jaejoong! Kau adalah sahabat terburuk yang kupunya!”

“Tapi kan aku...”

“Tapi apa?! Katakan! Kau merebut pacar temanmu sendiri itu diibilang sahabat yang baik hati?” ucap Yunho dan mendaratkan pukulan bertubi-tubi ke tubuh Jaejoong hyung yang sedang dalam keadaan mabuk.

“Ma...af...Yun...h...o” ucap Jaejoong di sela-sela menahan sakit pada tubuhnya.

“Yunho hyung! Hentikan!” akhirnya aku dapat membuka mulutku yang dari tadi hanya diam melihat apa yang terjadi di depanku. “Jaejoong hyung, kau baik-baik saja?”

“Yoochun! Jangan kau lindungi teman seperti dia! Hati-hati, nanti malahan pacarmu yang menjadi target berikutnya,” ujar Yunho sinis.

“Tidak, kau salah paham hyung!”

“Sudahlah, aku tak mau mendengar pembelaanmu pada ‘hyung’ mu yang tercinta itu, aku muak!” ujar Yunho sambil berjalan ke arah luar, tetapi beberapa detik kemudian ia berbalik. “Jaejoong, ingat! Jika kau mendekatinya maka kau akan kubunuh!”

“Yunho hyung...” ujarku pelan karena tak menyangka Yunho hyung akan berbicara seperti itu ke sahabatnya sendiri hanya karena seorang wanita. Padahal sebelum ini, mereka adalah sahabat sejati. Di mana Jaejoong di situ ada Yunho. Dan di mana ada Yunho maka di situlah ada Jaejoong. Namun sekarang malah Jaejoong hyung yang menjadi korban. Jaejoong hyung tidak salah. Ia tidak tahu apa-apa tentang Yong Ri yang adalah pacar Yunho.

“Jaejoong hyung...” ujarku menghampiri Jaejoong.

“Ya, chunie. Aku rela sekarang,” ucap Jaejoong dengan sisa tenaganya sambil tersenyum.

Dapat kulihat kepedihan hati Jaejoong hyung dengan jelas di matanya. Ia bahkan masih bisa tersenyum saat mengatakan bahwa ia rela melepaskan Yong Ri, namun ternyata matanya jelas sekali menggambarkan kepedihan yang amat sangat. Aku tak pernah melihat mata Jaejoong hyung yang biasanya selalu ceria seperti sekarang. Mata Jaejoong hyung yang indah sekarang tertutup oleh air matanya. Mungkin Jaejoong hyung terluka karena ucapan Yunho hyung...Yunho hyung...kau tega sekali dengan Jaejoong hyung....
(End Yoochun pov)

(Jaejoong pov)

“Ayo pulang...aku sudah puas di sini” ajakku pada Yoochun.

“Hyung...kau benar tak apa-apa?” ujar Yoochun hati-hati.

“Ya! Kau pikir aku selemah itu?” ujarku geram.

Aku dapat melihat tatapan khawatir Yoochun. Maaf Yoochun...aku berbohong padamu..aku memang lelaki lemah. Aku dan Yoochun berjalan keluar dari pub, tapi ketika kami menuruni tangga, tubuhku melemasi. Jari-jariku hingga ke punggung terasa dingin dan yang dapat kudengar terakhir kali adalah suara Yoochun yang memanggil namaku...

Aku membuka mataku. Dapat kurasakan rasa nyeri di kakiku. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kamar rumah sakit. Dapat kulihat Yoochun yang tertidur di sana. Yoochun...terima kasih karena telah menjagaku semalaman. Hari ini adalah harinya...Jaejoong apa kau benar-benar merelakannya untuk Yunho? Aku hanya mampu menahan perasaan sakit ini. Aku tahu bahwa hingga kapanpun aku takkan pernah merelakannya untuk lelaki lain. Yong Ri~ah, aku mencintaimu...tak bisakah kau kembali padaku lagi?

“Yong Ri~ah, saranghaeyo...”

Air mataku terjatuh lagi dan dapat kurasakan perasaan ini memuncak tanpa dapat aku kendalikan...
(Yoochun pov)

Author
“Hyung” Yoochun pun tak nyaman menyaksikan hyungnya yang terluka.

“Yoochun” jawab Jaejoong yang terkaget dan langsung menghapus air matanya yang sejak tadi tak berhenti keluar.

“Kau sudah bangun?”

“Sudah hyung.... sudahlah hyung jangan tangisi wanita itu lagi. Ia telah meninggalkanmu.

“Yoochun...aku ngomong apa sih?” tanya Jaejoong berpura-pura tidak mengerti.

“Sudahlah, hyung. Jangan menutupi keadaanmu lagi. Aku tahu sejak tadi kau menangis. Lihat matamu, sangat merah. Pasti kau memikirkannya lagi, kan?”

“Tidak, aku tidak memikirkannya. Aku menangis karena aku teringat keluargaku, itu saja. Kan tadi malam aku sudah bilang bahwa aku sudah merelakannya.”

“Sudahlah, hyung. Aku sudah melihatmu dari tadi. Aku melihatmu menangis sambil mengatakan Yong Ri aku mencintaimu. Apa itu kurang jelas?”

TBC