The-FAITH-That-Never-fade
ALWAYS KEEP THE FAITH




posted : 20 Mei 2009
title : Love is complicated 7
Love is complicated


PART 7!!


“Hyung, baik-baiklah di sana. Jangan lupa untuk control. Kalau ada apa-apa, cepat hubungi aku. Jangan lupa kata-kata dokter. Hyung harus istirahat yang banyak.” Ujar Yoochun.

“Araso...” ujar Jaejoong yang memeluk Yoochun untuk yang terakhir kalinya sebelum ia meninggalkan Seoul.

“Hyung...apakah kau tetap akan bersikeras pergi ke Chungnam? Apa kau tidak bisa tinggal saja di Seoul? Aku akan mencari rumah yang lain agar hyung bisa mengganti suasana. Lagipula pengobatan Seoul kan lebih lengkap dibanding Chungnam. Aku janji tidak akan memberitahu siapapun tentang tempat barumu nanti.”

Jaejoong hanya tersenyum pada Yoochun.

“Kau sudah sering mengatakan ini Yoochun~ah.” Ujar Jaejoong. “Dan aku juga sudah sering menjawabnya dengan jawaban yang sama.”

“Tapi...Araso....ya sudahlah, tapi jangan lupa...”

“Araso, araso! Kau sudah menyebut kalimat itu lebih dari 10 kali hari ini! Yoochun~ah, percayalah. Aku akan baik-baik saja di sana.” Ucap Jaejoong.

Yoochun memutuskan untuk pergi setelah punggung Jaejoong tidak terlihat dari hadapannya lagi. Ia akan melakukan apa yang Jaejoong minta kepadanya. Ia harus menyerahkan 2 surat yang ada padanya untuk Yong Ri dan Yunho...


******

Di rumah Yunho...

Yunho menatap kedua surat di genggaman tangannya. Yoochun. Yoochun hanya berkata bahwa Jaejoong menitipkan surat untuknya dan Yong Ri. Kini ke 2 surat itu berada di tangan Yunho.

“Tolong sampaikan surat yang ini kepada Yong Ri,” Yunho mengingat kata-kata Yoochun sebelum Yoochun pergi.

Yunho membuka surat untuknya dari Jaejoong.


Yunho~ah Saat kau membuka surat ini, aku sudah tidak lagi ada di Seoul.
Maafkan aku tidak pamit secara langsung.

Maafkan aku jika aku hanya menitipkan surat lewat Yoochun. Aku yakin jika aku memberitahumu, kau tidak akan memperbolehkanku untuk pergi dari Seoul.

Yunho~ah, gomawo...
atas persahabatan kita. Terima kasih kau telah menjadi temanku selama ini. Aku sangat senang karena mempunyai sahabat sepertimu. Aku tak pernah menyesal.

Yunho~ah...mianhae...
Maaf karena aku pernah berusaha merebut Yong Ri dari sisimu. Apapun yang telah kau lakukan di masa lalu, kau telah membuktikan seberapa besar kau mencintainya. Kalian hanya butuh waktu untuk membalikkan semuanya menjadi seperti semula.

Yunho~ah...
jangan pernah melepaskan Yong Ri untuk laki-laki lain termasuk aku. Tolong jaga dia baik-baik. Aku tahu dia tidak pernah mencintaiku seperti dia mencintaimu...aku hanyalah pelariannya semata. Jadi jangan pernah menyesalinya. Ya! Berbahagialah! Bahagialah bersamanya. Dan...tolong jangan pernah sakiti ia lagi. Jangan tinggalkan ia sendiri lagi, araso?!

Tentang aku...kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan mengganggu kalian berdua lagi. Anggap saja aku tidak pernah ada di kehidupan kalian berdua.

Yunho~ah, kau tahu?
Kau adalah sahabat terbaik bagiku. Selama ini, hanya kau yang mengerti diriku. Aku selalu mengingat semua tentang kita...di mana kita sangat akrab, dan mendukung satu sama lain.

Yunho~ah, gomawo...

Kim Jaejoong


Setelah membaca surat itu Yunho hanya dapat terdiam merenungi setiap perkataan sahabat terbaiknya.

“Joongie...” ujar Yunho parau. Ia tidak mengerti jalan pikiran Jaejoong. Tidak lama kemudian, Yunho mendengar ketukan di pintu kamarnya.

“Yunho...” ucap Yong Ri di luar kamar.

“Masuklah. Tidak dikunci.”

Yong Ri pun masuk ke kamar tunangannya tersebut. Yong Ri melihat wajah Yunho yang sedih dengan sebuah kertas di tangannya. Ia pun mendekati Yunho yang duduk di kasur. Yong Ri pun duduk di sebelah Yunho dan memegang wajah Yunho agar menatap matanya.

“Yunho~ah...ada apa? Mengapa wajahmu kelihatan sedih?”

Yunho menarik tangan Yong Ri dari wajahnya dan memegangnya erat.

“Yong Ri~ah...tolong katakan kepadaku kalau kau tidak mencintai Jaejoong.”
Ujar Yunho dengan suara berat. Yong Ri terkejut mendengarnya. Ia takut salah menjawab. Ia tidak bisa mengatakan bahwa ia tidak mencintai Jaejoong. Ia hanya tahu rasa cintanya pada Yunho dan Jaejoong berbeda.

“Yunho~ah...aku...tidak bisa mengatakan itu.”

“Yong Ri~ah...apa kau ingin hidup bersama Jaejoong?”

“Aku tidak tahu. Aku tak pernah sekalipun memikirkannya...”

“Yong Ri~ah, apa kau yakin akan menikah denganku?”
Yong Ri hanya dapat terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa.

“Tidak apa-apa jika kau tidak bisa menjawabnya sekarang. Kau bisa memikirkannya dulu. Ini, ada surat untukmu.” Yunho menyodorkan amplop yang bertuliskan nama Yong Ri. Yong Ri hanya bisa menerimanya dengan tatapan bingung.

“Ini dari Jaejoong. Yoochun datang ke sini tadi. Untuk memberikan surat ini. Tenang saja, aku tak membacanya. Aku hanya membaca punyaku.” Ujar Yunho menunjukkan selembar kertas yang dari tadi ia pegang.

“Kamu...dapat surat juga?”

“Iya. Ya sudah, aku pergi mandi dulu. Setelah itu kita pergi makan malam.” Ujar Yunho bangkit berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi. Meninggalkan Yong Ri yang terdiam bingung. Beberapa saat kemudian, Yong Ri memutuskan untuk membaca surat itu.

Yong Ri~ah...

Gomawo..
Aku berterima kasih atas waktu yang telah kamu luangkan untukku selama ini.
Aku tak pernah menyesal pernah mengenalmu. Aku tak pernah menyesal memberikan hatiku kepadamu. Aku tak pernah menyesal pernah mencintaimu. Dan aku tak pernah menyesal dengan apa yang telah kita lewati selama ini. Kenangan-kenangan indah kita akan selalu kusimpan rapat-rapat di hatiku. Aku tak ingin kehilangan masa-masa itu. Seandainya aku bisa memutarbalikkan waktu, aku ingin kembali ke masa itu lagi.
Aku tak menyesal karena telah mengambilmu dari Yunho untuk beberapa saat. Ah Yunho... Yong Ri~ah, maukah kau mengabulkan permintaan terakhirku?
Aku ingin kau dan Yunho hidup berbahagia selamanya.
Lupakanlah aku...
Lupakan aku dari kehidupanmu.
Lupakan masa lalu kita.
Dan jangan pernah menangis lagi untukku...
Aku tak ingin melihat wajahmu sedih. Kau lebih manis bila tersenyum, kau tahu?
Biar aku saja yang menyimpan semua kenangan kita itu. Maukah kau melakukannya untukku, Yong Ri?
Yong Ri~ah, saat kamu membuka surat ini, aku sudah tidak berada di Seoul. Mianhae...aku tidak berpamitan secara langsung. Yong Ri~ah, aku tak akan pernah mengganggu hidupmu lagi. Aku akan segera menghilang dari kehidupanmu. Aku akan merestui kalian berdua. Jadi...berbahagialah..
Selamat tinggal...

Kim Jaejoong

Pada saat yang bersamaan, Yunho pun keluar dari kamar mandinya. Ia melihat Yong Ri tetap berdiam pada tempatnya. Tak bergeming sedikitpun. Ia pun berjalan menghampirinya dan berlutut di depan Yong Ri. Yunho menatap wajah Yong Ri dengan lekat, lalu mengangkat tangannya dan menghapus air mata Yong Ri dengan lembut.

“Keluarkanlah perasaanmu. Aku akan selalu ada untukmu...menangislah bila kamu ingin menangis...” ujar Yunho lembut lalu Yunho menarik tubuh Yong Ri mendekat padanya dan memeluknya erat.

Yong Ri hanya dapat membenamkan wajahnya pada Yunho dan terus menangis. Mian, Jaejoong~ah...aku tidak bisa menepati perkataanmu untuk tidak menangis... ujar Yong Ri dalam hatinya yang paling dalam..

******

3 bulan kemudian...


“Halo” ujar Yoochun yang terbangun karena suara HP.

“Yoochun-sshi?”

“Ne...ini siapa?”

“Saya Sung Young. Saya adalah tetangga Jaejoong-sshi. Apa saya mengganggu menelepon anda pagi-pagi seperti ini?”

“Ani...ada apa Sung Young-sshi?”

“Ini, sudah 1 minggu Jaejoong-sshi berada di rumah sakit, saya menemukan ia terjatuh di kamar mandi saat memberi bubur ke rumahnya. Lalu saya membawa Jaejoong~sshi ke dokter. Saya bingung harus menelepon siapa. Saya menemukan nomor anda di list paling atas pada HP Jaejoong-sshi...”

“Mwo? Ah...ne, gomawo karena sudah meneleponku. Tapi mengapa tidak memberitahuku dari seminggu yang lalu?” ujar Yoochun dengan nada agak meninggi dan langsung mengambil pakaian seadanya untuk dibawa pergi.

“Maaf, Yoochun-sshi....Jaejoong-sshi tidak memperbolehkan saya menelepon siapa-siapa. Tapi karena dokter mendesak saya memberitahu keluarga Jaejoongsshi, saya nekat melakukan ini...”

“Ah, saya mengerti. Bisakah anda beritahu alamat RS nya? Saya akan tiba hari ini di sana...”

“Baiklah. Akan segera saya SMS alamatnya.”

“Terima kasih, Sung Young...”

KLIK

Yoochun pun dengan secepatnya mengepak barang-barangnya dan dengan cepat pula berjalan ke mobilnya. Sesampainya di mobil, ia langsung mengambil handphonenya dan mendial nomor seseorang.

“Jaejoong! Ia berada di rumah sakit!”

“Lalu?”

“Aish....Jaejoong sakit! Kanker otak! Tetangganya menelpon barusan, ia bilang Jaejoong sudah dirawat di rumah sakit selama seminggu!”

“Mwo?! Kanker otak? Kenapa ia tidak memberitahuku? Kenapa kau tak memberitahuku?!”

“Ya! Kau banyak bertanya! Datanglah secepatnya! Aku dalam perjalanan ke bandara sekarang!”

“Bandara? Kau tahu Jaejoong di mana?”

“Akan kukirim alamatnya.”

KLIK

Yoochun pun menututup teleponnya. Ia tahu tak ada waktu untuk berlama-lama menjawab pertanyaan yang diajukan untuknya. Baginya sekarang yang terpenting adalah sampai secepatnya ke Chungnam dan menemui hyungnya...

“Aish, umma Jaejoong! Pasti anak itu tidak memberitahu ummanya!” geram Yoochun.

******

Di rumah sakit...

“Bagaimana, Sung Young? Kau sudah menelepon Yoochun?”

“Sudah. Katanya hari ini ia akan sampai ke sini.” Ujar Sung Young.

“Jaejoong~ah, mianhae...aku melanggar janjimu...” ujar wanita yang berada di samping Jaejoong. Menatap tubuh Jaejoong yang semakin kurus dengan wajahnya yang pucat...

---TBC---